Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MNC Sekuritas menurunkan target harga PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Lemahnya daya beli masih menghantui permintaan produk UNVR.
Research Analyst MNC Sekuritas Raka Junico menilai prospek pertumbuhan kinerja UNVR di 2024 akan relatif lambat. Sebab segmen home & personal care (HPC), yang menjadi kontributor utama perseroan diperkirakan cenderung stagnan pertumbuhannya.
"Mengingat peringkat netral kami di sektor bahan pokok di tengah kenaikan harga akibat El-Nino, kami mengantisipasi potensi dampak pada segmen HPC," tulisnya dalam riset Kamis (22/2).
Kantar memproyeksikan perlambatan pertumbuhan terkait HPC pada 2024, dengan produk perawatan rumah tangga sebesar 3,2% YoY. Sementara kecantikan & perawatan pribadi sebesar 6,5% dibanding 9,3% di 2023.
Baca Juga: Kinerja Diprediksi Mendatar di 2024, Begini Rekomendasi Saham Unilever (UNVR)
"Kami mengaitkan hal ini dengan terbatasnya daya beli konsumen, yang mengarah pada penurunan penjualan untuk rasionalisasi pengeluaran," sebutnya.
Selain itu, di Januari 2024 harga produk HPC UNVR tidak berubah dari kuartal IV 2023 yang mencerminkan daya beli yang relatif lemah.
"Secara moderat, kami memproyeksikan pertumbuhan 1% YoY di segmen HPC atau menyumbang 65% dari omset pada 2024," paparnya.
Kemudian, tertekannya kinerja UNVR di 2023 turut menjadi pertimbangan pemangkasan target harga perseroan. Sebab, capaian pendapatan UNVR di 2023 hanya mencapai 94,7% dan 94% estimasinya dan konsensus.
Kinerja laba bersih perseroan juga berada di bawah estimasinya dan konsensus dengan mencapai 92,9% dan 84,8%. Adapun UNVR mencetak pendapatan di 2023 sebesar Rp 38,6 triliun atau turun 6,32% YoY dan laba bersih turun 10,5% menjadi Rp 4,8 triliun.
Penurunan kinerja di 2023 tak lepas dari efek aksi boikot terhadap produk UNVR, sesuai Fatwa MUI pada November lalu. Hal itu mengakibatkan penurunan tingkat penjualan menjadi 74% di bulan November 2023.
"Alhasil, volume market share di 2023 menurun menjadi 30,7% atau lebih rendah dari YtD Oktober 2023 di 31,3% dan di bawah tahun 2022 sebesar 31%," paparnya.