Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dinilai masih cukup menantang di Tengah normalisasi harga batubara. Kondisi ini berdampak pada target harga saham ITMG yang diberikan oleh sejumlah analis
Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan mempertahankan rekomendasi hold saham ITMG namun dengan target harga yang lebih rendah, yakni Rp 24.000 dari sebelumnya Rp 28.000. Penurunan target harga ini disebabkan oleh normalisasi harga batubara dan meningkatnya biaya tunai (cash cost).
“Namun patut dicermati bahwa neraca ITMG masih solid dengan posisi net cash dan dividend yield yang atraktif,” terang Felix, Senin (20/11).
Sebagai gambaran, pada sembilan bulan pertama 2023, emiten tambang batubara ini membukukan penurunan kinerja keuangan. ITMG membukukan laba bersih US$ 405,83 juta. Realisasi ini tergerus 54,6% dibandingkan dengan capaian laba bersih di periode Januari-September 2022 yang mencapai 893,81 juta.
Kinerja topline ITMG juga ikut tertekan, di mana ITMG membukukan pendapatan senilai US$ 1,82 miliar. Angka ini menurun 30,18% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 2,61 miliar.
Baca Juga: Indo Tambangraya (ITMG) Bidik Kenaikan Produksi dan Penjualan Batubara
Pendapatan ITMG ini mencerminkan 67,6% dari estimasi Panin Sekuritas dan mewakili 68,2% dari proyeksi konsensus.
Menurut Felix, penurunan pendapatan ITMG disebabkan oleh tergerusnya harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) periode Januari-September 2023 sebesar 37% secara year-on-year (yoy) menjadi US$ 119 per ton.
Penurunan ASP Indo Tambangraya sejalan dengan penurunan rerata harga batubara global sepanjang Januari-September 2023 menjadi US$ 135 per ton.
Di sisi lain, volume penjualan ITMG sepanjang kuartal III-2023 juga mengalami penurunan 1% secara kuartalan menjadi 5,3 juta ton, dan membawa penjualan pada Sembilan bulan pertama 2023 menjadi 15,3 juta ton atau naik 11% YoY.
Namun, prospek ITMG masih ditopang oleh Tambang baru miliknya, yakni Graha Panca Karsa (GPK) yang dapat memperluas diversifikasi produk. Menurut Felix, produksi dari tambang GPK dengan luas area 5.060 Ha menjadi peran kunci bagi ITMG dalam bauran produk batubara.
Sebab, tambang GPK tidak hanya meningkatkan volume produksi (dengan estimasi angka produksi 1 juta ton di 2024) namun juga memiliki kualitas kalori di rentang 3.600-3.800 kcal/kg, Ini merupakan kualitas kalori terendah dibandingkan tambang ITMG lainnya dengan kandungan sulfur yang rendah, yakni 0,1% sampai 0,2%.
Produk hasil tambang GPK diproyeksi dapat menggarap pasar domestik dan ekspor yang membutuhkan spesifikasi batubara tersebut, sehingga dapat memperluas segmen pelanggan ITMG.
Adapun hingga kuartal III-2023, tambang GPK sudah menyelesaikan land levelling serta memasuki masa pembangunan infrastruktur penunjang seperti jetty, barge loading, mess, dan crushing plant
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News