Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Data Sinergitama Jaya Tbk (ELIT) mematok target optimistis tahun ini. Emiten yang beken dengan nama Elitery ini menargetkan laba bersih tahun berjalan bisa mencapai Rp 21 miliar di 2023 atau tumbuh hingga 110% dari realisasi laba bersih tahun 2022 sebesar Rp 9,64 miliar.
Sementara dari sisi topline, ELIT menargetkan pendapatan usaha tahun ini menjadi Rp 248 miliar, naik 39% dari realisasi pendapatan tahun 2022 yakni Rp 178,62 miliar.
Direktur Utama Data Sinergitama Jaya Kresna Adiprawira mengatakan, target optimistis ini didukung dengan sejumlah katalis positif, di antaranya pertumbuhan cloud computing (komputasi awan) yang kini menjadi tren utama dalam bidang teknologi informasi di Indonesia.
Baca Juga: Merebut Pasar Ke Asia Tenggara, Elitery Membuka Anak Usaha di Malaysia
Kata Kresna, perkembangan cloud computing di Indonesia dalam kurun dua tahun terakhir diproyeksikan oleh International Data Corporation (IDC) mengalami kenaikan sebesar US$ 186,48 juta. Indonesia menjadi salah satu negara di kawasan Asia Pasifik yang mengalami pertumbuhan pasar public cloud tercepat. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan CAGR (Compound Annual Growth Rate) dari US$ 200 juta pada 2018 menjadi US$ 800 juta pada 2023.
Untuk merealisasikan target ini, ELIT telah menyiapkan sejumlah strategi, di antaranya mengencangkan pengenalan produk ELIT ke pasar. Kresna menyebut, pada kuartal pertama 2023, ELIT cukup rajin terlibat di banyak even untuk mengenalkan produk ELIT ke masyarakat luas.
Selain itu, ELIT juga memantau penggunaan cloud dari pelanggan eksisting dan juga membantu pelanggan ini untuk menaikkan workload mereka. ELIT juga memperbesar channel-channel penjualan melalui e-commerce pemerintah dan mereplikasi program ELIT untuk berkolaborasi dengan organisasi nirlaba.
Selain menguatkan pasar domestik, ELIT juga terus mengembangkan pasarnya di Kawasan Asia Tenggara (ASEAN), dengan membuka anak usaha baru di Malaysia. Elitery menjadikan Malaysia sebagai batu loncatan dalam perjalanan ekspansi ke pasar ASEAN.
Alasannya, ELIT melihat perusahaan-perusahaan besar menjadikan Malaysia sebagai pusat (hub) dari Asia Tenggara, bukan lagi Singapura. Pemain cloud besar juga sudah membuka pusat layanan di Malaysia seperti AWS dan Google.
“Kami melihat ini sebagai suatu indicator bagi kami membuka hub untuk ASEAN. Sebab Pasar Asia Tenggara sangat menarik,” kata Kresna saat paparan publik yang digelar Rabu (24/5).
Selain menjadi pusat ekonomi baru di ASEAN, kesamaan budaya dan Bahasa antara Indonesia dan Malaysia juga lebih memudahkan ELIT dalam mengembangkan pasar di Negeri Jiran tersebut.
Untuk menggebar ekspansi tahun ini, ELIT mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai Rp 10,5 miliar, yang akan digunakan untuk pembelian server, yang digunakan pelanggan spesifik yang membutuhkan layanan tersebut.
Pada kuartal pertama 2023, ELIT mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 3,82 miliar, naik 31% dari periode yang sama tahun lalu Rp 2,91 miliar.
Audy Satria Wardhana Direktur Keuangan ELIT mengatakan, pencapaian laba bersih ini seiring dengan peningkatan pendapatan yang naik hingga 91% menjadi Rp 65,24 miliar, jika dibandingkan dari periode akhir Maret 2022 yaitu sebesar Rp 34,13 miliar.
Aset ELIT per periode ini tercatat sebesar Rp 221,60 miliar, tumbuh 85% dari posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp 119,73 miliar. Sementara itu, total kewajiban ELIT mencapai Rp 107,71 miliar dan ekuitas Rp 113,88 miliar. “Dengan demikian dari sisi rasio utang terhadap ekuitas kami masih di level yang terkendali, dengan tingkat debt to equity ratio [DER] hanya 0,95 kali,” kata Audy
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News