Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Calon emiten pendatang baru, PT Data Sinergitama Jaya Tbk (ELIT) meyakini bisnis cloud computing yang dijalankan masih prospektif. Optimisme ini sejalan dengan cloud computing yang hampir digunakan di semua sektor.
Direktur Utama ELIT Kresna Adiprawira mengatakan, saat ini ELIT telah memiliki lebih dari 200 pelanggan. Mayoritas pelanggan ELIT, yakni sebanyak 83% berasal dari institusi swasta dengan beragam sektor, mulai dari telekomunikasi, jasa keuangan, jasa kesehatan, hingga pendidikan. Sisanya atau sebanyak 17% pelanggan ELIT merupakan institusi pemerintahan seperti kementerian, Pemerintah Daerah, Pemerintah Kota, hingga Pemerintah Kabupaten.
Layanan ELIT tercatat sudah digunakan oleh perusahaan dan institusi besar. Sebut saja layanan managed cloud, dimana ELIT dipercaya untuk menangani Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Jawa Barat. Beberapa nama besar tercatat menjadi pelanggan ELIT, seperti Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), hingga Bursa Efek Indonesia (BEI).
ELIT juga memiliki layanan Elivison, yakni layanan all in one CCTV monitoring solution. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) merupakan salah satu pelanggan di layanan ini.
Baca Juga: Ini Alasan Data Sinergitama Jaya (ELIT) Jadikan IPO Sebagai Sumber Pendanaan
Per Mei 2022, ELIT membukukan pendapatan senilai Rp 57,33 miliar dengan laba bersih sebesar Rp 4,75 miliar. Direktur Elitery Audy Satria Wardhana memproyeksi, pendapatan tahun 2022 diperkirakan mencapai Rp 170 miliar, dengan net profit mencapai Rp 9 miliar.
Dia meyakini, cloud computing memiliki fundamental yang bagus. Kata dia, cloud computing merupakan aspek fundamental penyusun ekonomi digital selain jaringan. Adapun pasar cloud computing diproyeksikan tumbuh 20%. Sehingga, ruang ELIT untuk bertumbuh masih terbuka lebar.
Di sisi lain, manajemen sangat berhati-hati dalam pengelolaan keuangan. Audy mengatakan, ELIT tidak memiliki banyak liabilitas, sehingga dampak kenaikan suku bunga relatif tidak signifikan terhadap kinerja ELIT.
Perusahaan dengan nama beken Elitery ini akan melepas sebanyak-banyaknya 500 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 25 setiap saham. Jumlah saham yang dilepas itu sebanyak-banyaknya 24,61% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Elitery membuka harga penawaran kepada masyarakat Rp 120-Rp 150 setiap saham. Dengan target harga itu, ELIT membidik dana segar Rp 75 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News