kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,18   12,88   1.42%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Data PMI manufaktur China ciamik kerek harga tembaga ke US$ 4.951 per metrik ton


Rabu, 01 April 2020 / 20:08 WIB
Data PMI manufaktur China ciamik kerek harga tembaga ke US$ 4.951 per metrik ton
ILUSTRASI. Ilustrasi tembaga


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbagai upaya yang dilakukan bank sentral dunia dalam menangani dampak negatif pandemi virus corona memberi sentimen positif pada harga harga tembaga. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (1/4), harga tembaga naik paling tinggi diantara komoditas logam industri lain. Tercatat, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) naik 3,18% menjadi US$ 4.951 per metrik ton. 

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan secara umum berbagai upaya baik kebijakan moneter maupun pemerintah melalui penggelontoran stimulus demi mencegah keterpurukan ekonomi akibat virus korona memang berdampak baik bagi pasar keuangan dan membaiknya beberapa harga komoditas termasuk, tembaga. 

Baca Juga: Mata uang alias cash jadi investasi paling moncer di kuartal I-2020

"Stimulus AS sebesar US$ 2 triliun yang diperuntukkan juga ke infrastruktur AS mengangkat harga baja dan tembaga," kata Wahyu, Selasa (1/4). 

Selain itu, faktor positif juga datang dari membaiknya data manufaktur China. Harga tembaga kembali naik setelah aktivitas pabrik di China kembali aktif dari lockdown

Tercatat data PMI (Purchasing Managers Index) manufaktur China naik dari rekor terendahnya di 35,7 pada Februari menjadi ke level 52 di Maret. Ternyata, lonjakan data tersebut didukung karena naiknya produksi dan pemesanan komponen dan menandakan perusahaan manufaktur di China siap kembali untuk melakukan ekspansi. 

Namun, Wahyu mengingatkan kenaikan tren kenaikan harga belum akan berlangsung lama. Selama virus korona masih menggerogoti aktivitas global terutama AS, Spanyol dan Italia dan termasuk Indonesia yang masih berjuang melawan virus corona,  maka kenaikan harga komoditas saat ini belum akan berlangsung lama. 

"Dampak ekonomi jelas masih akan berkepanjangan selama tahun ini, pastinya jadi sulit mengharapkan harga komoditas menjadi rebound bullish," kata Wahyu. 

Baca Juga: Harga minyak ambruk 70% di kuartal pertama akibat virus corona dan perang harga

Sebaliknya, Wahyu memandang rebound harga tembaga saat ini masih konsolidatif karena ancaman pelemahan masih membayangi. Harga tembaga masih dalam tren melemah dan belum bisa berubah menjadi tren naik. 

Untuk sepekan depan Wahyu memproyeksikan harga tembaga di rentang US$ 4.500 per metrik ton hingga US$ 5.000 per metrik ton. Sementara level resisten terkuat untuk jangka pendek ke depan, Wahyu proyeksikan berada di US$ 5.500 per metrik ton. Jika area resisten tersebut terlampaui maka harga tembaga berpotensi terkoreksi kembali. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×