Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pelemahan kinerja rupiah di hadapan mata uang Negeri Paman Sam pada Selasa (29/12) menekan harga Surat Utang Negara (SUN).
Pada Selasa (29/12), rata-rata harga obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price terkoreksi 0,08% dibandingkan hari sebelumnya ke level 104,89.
Analis Fixed Income MNC Securitites I Made Adi Saputra menjelaskan, penurunan harga SUN di pasar sekunder pada perdagangan Selasa (29/12) disebabkan oleh pelemahan mata uang Garuda di hadapan dollar Amerika Serikat (AS).
Di pasar spot, Selasa (29/12) valuasi rupiah melemah 0,38% ketimbang hari sebelumnya menjadi Rp 13.698 per dollar AS.
Selain pelemahan rupiah, lanjut Made, tekanan harga SUN juga disebabkan oleh antisipasi pelaku pasar terhadap rencana lelang penjualan SUN oleh pemerintah pekan depan.
"Target penerbitan Rp 12 triliun dari lelang ini. Lelang tersebut merupakan lelang perdana di tahun 2016," jelasnya.
Made berujar, pemerintah membidik target penerbitan sebesar Rp 97,32 triliun pada kuartal I 2016, lebih besar ketimbang target kuartal I 2015 sebanyak Rp 78,5 triliun.
"Tingginya target penerbitan dikhawatirkan akan mendorong pemerintah untuk lebih mengejar volume penerbitan ketimbang tingkat imbal hasil yang dimenangkan sehingga akan berpotensi mendorong kenaikan imbal hasil SUN di pasar sekunder," ungkapnya.
Jika harga obligasi naik, yieldnya bakal terkoreksi. Sebaliknya, ketika harga obligasi menyusut, yieldnya akan terangkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News