Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Si kuning emas turun pada perdagangan Kamis (11/7). Menghapus kenaikan pada sesi awal perdagangan setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan.
Data ekonomi terbaru ini menyulut keraguan terhadap bank sentral AS (The Fed) akan memangkas suku bunga agresif sesuai yang diharapkan.
Mengutip Bloomberg, pukul 10.28 WIB, emas pasar spot turun 0,50% ke level US$ 1.411,86 per troi ons. Sementara, emas berjangka untuk pengiriman Agustus 2019, naik 0,12% ke level US$ 1.414,20 per troi ons. Sebelumnya, harga emas telah menyentuh level tertinggi satu pekan pada level US$ 1.426 di awal sesi.
Asal tahu, Federal Reserve pada Maret menurunkan proyeksi inflasi untuk 2019 menjadi 1,5% dari 1,8%. Namun, ini mungkin tidak mengubah harapan bank akan memangkas suku bunga bulan ini.
"Kami melihat data inflasi hari ini - pasar mulai mundur hari ini karena menantang penurunan suku bunga tambahan," kata Chris Gaffney, president of world markets TIAA Bank.
"(Langkah Kamis) hanya penyesuaian fakta bahwa mungkin sudah naik sedikit kemarin, tapi masih bertahan dengan baik di atas US$ 1.400, dan sepertinya kita akan terus memegang di atas US$ 1.400."
Emas pasar spot naik 1,5% pada hari Rabu (10/7) setelah pernyataan dovish Gubernur Fed Jerome Powell. Ia mengonfirmasi ekonomi AS masih di bawah ancaman dari aktivitas pabrik yang mengecewakan, inflasi yang jinak dan panasnya perang dagang. Untuk itu The Fed siap untuk "bertindak sesuai kebutuhan."
Pernyataan bernada dovish ini telah membebani dollar AS. Greenback memperpanjang penurunan untuk sesi kedua di hadapan sekeranjang mata uang utama lainnya.
Pembuat kebijakan dari bank sentral AS dijadwalkan bertemu pada 30-31 Juli, di mana investor akan mencari petunjuk lebih lanjut tentang pelonggaran kebijakan moneter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News