kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dapat angin segar, harga minyak WTI naik 0,9% dan Brent terangkat 0,6%


Kamis, 14 Mei 2020 / 14:20 WIB
Dapat angin segar, harga minyak WTI naik 0,9% dan Brent terangkat 0,6%
ILUSTRASI. Harga minyak naik tipis


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah terus merangkak naik menyusul penurunan tak terduga dalam stok minyak mentah Amerika Serikat (AS). Namun penguatan emas hitam ini terbatas setelah prospek ekonomi AS suram akibat pandemi dan kekhawatiran terhadap kemungkinan gelombang kedua kasus virus corona. 

Mengutip Reuters, Kamis (14/5) pukul 13.30 WIB, harga minyak mentah Brent kontrak pengiriman Juli 2020 di ICE Futres naik 18 sen, atau 0,6%, ke US$ 29,37 per barel.

Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni 2020 naik 23 sen, atau 0,9%, menjadi US$ 25,52 per barel.

Baca Juga: Peringatan Jerome Powell buat harga minyak mentah menguat terbatas

Rebound harga minyak sebenarnya sudah dimulai sejak dua minggu terakhir setelah beberapa negara melonggarkan pembatasan dan penguncian untuk memungkinkan pabrik dan toko kembali dibuka.

Tetapi kasus-kasus baru telah muncul di Korea Selatan dan China meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan gelombang infeksi kedua yang akan membebani pemulihan ekonomi dan permintaan bahan bakar.

Tekanan tambahan bagi emas hitam juga datang setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan tentang periode panjang agar ekonomi AS dapat kembali tumbuh. Powell pun mendesak perlunya belanja fiskal tambahan untuk mencegah dampak ekonomi lebih lanjut dari virus corona.

"Sulit untuk bersemangat tentang rebound saat ini setelah perekonomian terbesar di dunia itu (AS) memiliki ketidakpastian signifikan tentang prospek dan risiko penurunan besar," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Untungnya, data persediaan minyak mentah AS memberikan angin segar. Rabu (13/5) Energy Information Administration melaporkan, persediaan minyak mentah AS turun 745.000 barel menjadi 531,5 juta barel dalam pekan yang berlangsung hingga 8 Mei. 

Ini juga menandai penurunan pertama sejak Januari. Realisasi ini jauh lebih baik dari proyeksi analis dalam jajak pendapat yang dilakukan Reuters, di mana rata-rata memperkirakan ada kenaikan 4,1 juta barel pada stok minyak AS. 

Di tengah kemerosotan penggunaan bahan bakar, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga memperkirakan, permintaan minyak global pada 2020 susut 9,07 juta barel per hari. Angka ini lebih buruk daripada perkiraan kontraksi sebelumnya yakni 6,85 juta barel per hari.  Penurunan permintaan terbesar akan terjadi pada kuartal II-2020. 

Baca Juga: Harga minyak naik tipis setelah stok minyak AS di pekan lalu turun 745.000 barel

"Permintaan (kuartal kedua) untuk minyak OPEC hanya 16,77 juta barel per hari, jauh di bawah tingkat produksi OPEC, bahkan ketika kepatuhan penuh terhadap pemotongan OPEC + dipertimbangkan," tambah ING Economics dalam memo yang diterima Reuters.

OPEC +, pengelompokan OPEC dan produsen lain termasuk Rusia, pada bulan April sepakat untuk mengurangi produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) pada bulan Mei dan Juni. Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC, juga mengatakan akan memangkas produksinya sendiri dengan tambahan 1 juta barel per hari menjadi 7,5 juta barel per hari mulai Juni

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×