Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Harga minyak menguat tipis setelah stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) di pekan lalu turun. Namun, penguatan emas hitam masih dibatasi oleh prospek suram dari perekonomian global sebagai akibat dari pandemi dan kekhawatiran terhadap kemungkinan gelombang kedua kasus virus corona.
Mengutip Reuters, Kamis (14/5) pukul 11.00 WIB, harga minyak Brent kontrak pengiriman Juli 2020 di ICE Futures naik 6 sen, atau 0,2% menjadi US$ 29,25 per barel.
Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni 2020 di Nymex naik 18 sen, atau 0,7% ke US$ 25,47 per barel.
Baca Juga: Harga minyak naik tipis setelah stok minyak AS di pekan lalu turun 745.000 barel
Harga telah meningkat dalam dua minggu terakhir karena beberapa negara melonggarkan pembatasan dan lockdown yang dilakukan guna menahan penyebaran virus corona. Adanya pelonggaran ini memungkinkan pabrik dan toko dibuka kembali.
Tetapi kasus-kasus baru virus corona kembali muncul di Korea Selatan dan China, semakin meningkatkan kekhawatiran tentang kemungkinan gelombang kedua infeksi dan diperkirakan dapat membebani pemulihan ekonomi serta permintaan bahan bakar.
Sentimen negatif bagi minyak juga datang setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan tentang periode panjang pertumbuhan ekonomi AS yang telah lemah ke posisi terendahnya. Dia juga menyerukan belanja fiskal tambahan untuk mencegah kerusakan lebih besar pada ekonomi Negeri Paman Sam.
"Sulit untuk bersemangat karena rebound ini terlebih ketika ekonomi terbesar dunia itu memiliki ketidakpastian signifikan tentang prospek dan risiko resesi besar," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.