kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Danareksa Investment targetkan AUM tumbuh 15% di 2022


Selasa, 16 November 2021 / 18:28 WIB
Danareksa Investment targetkan AUM tumbuh 15% di 2022
Direktur Utama PT Danareksa Investment Management, Marsangap P. Tamba.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi di 2022 yang makin positif, PT Danareksa Investment Management (DIM) pun memproyeksi dana kelolaan atawa assets under management (AUM) bisa naik 15%.

Marsangap P. Tamba, Direktur Utama Danareksa Investment Management mengatakan, hingga Oktober 2021, AUM DIM mencapai Rp 40 triliun. Target pertumbuhan AUM DIM di tahun depan adalah 15%.

Untuk mencapai target pertumbuhan AUM, Marsangap menjelaskan, DIM akan fokus melakukan pemasaran produk reksadana open end dengan mengedepankan proposisi produk yang menjadi  flagship DIM.

DIM juga fokus dalam pengambilan keputusan berbasis riset untuk peningkatan kualitas pengelolaan investasi, serta optimalisasi kanal ritel.

Selain itu, DIM juga akan tetap mengedepankan manajemen risiko dan kepatuhan sebagai salah satu pilar utama upaya menjaga terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik.  

Baca Juga: Simak outlook pasar saham dan kondisi ekonomi tahun 2022 dari Danareksa Investment

Sampai dengan saat ini, produk reksadana yang dikeluarkan DIM meliputi reksadana saham, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, reksadana pasar uang, serta reksadana ETF & indeks.

DIM menyadari di sisa tahun ini masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diwaspadai.

Herman Tjahjadi, Chief Investment Officer Danareksa Investment Management menyebutkan ada beberapa hal yang DIM cermati. Pertama, risiko inflasi yang meningkat berhubungan dengan meningkatnya harga minyak bumi, CPO, gandum, dan kopi.

Kedua, perkembangan kasus Covid-19 di China yang belakangan ini ada tanda-tanda meningkat. Bila ada lockdown di beberapa pelabuhan utama di China untuk beberapa minggu, itu akan menyebabkan rantai pasokan (supply chain) semakin berat.

Ketiga, perkembangan Covid-19 di dalam negeri. "Kami berharap masyarakat Indonesia tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik dan tidak terlengah pada masa-masa liburan di akhir tahun 2021," kata Herman, Selasa (16/11).

Selanjutnya: Pertamina agresif genjot pengembangan panas bumi lima tahun ke depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×