kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Danareksa Investment Management: Daya tarik reksadana terproteksi saat ini lebih kuat


Rabu, 01 April 2020 / 15:53 WIB
Danareksa Investment Management: Daya tarik reksadana terproteksi saat ini lebih kuat
ILUSTRASI. Ilustrasi Direktur Utama PT Danareksa Investment Management Marsangap P. Tamba


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun ini, terdapat 26 produk anyar reksadana terproteksi yang sudah diterbitkan. Selain karena banyak reksadana terproteksi yang jatuh tempo, jenis reksadana ini dinilai tahan banting di tengah kondisi gejolak di pasar keuangan saat ini. 

Salah satu manajer investasi (MI) yang cukup getol menerbitkan reksadana terproteksi pada awal tahun ini adalah Danareksa Investment Management (DIM). MI yang satu ini tercatat sudah meluncurkan tiga produk baru reksadana terproteksi hingga akhir Februari kemarin.

Direktur Utama DIM Marsangap P Tamba mengatakan, reksadana terproteksi saat ini masih memiliki daya tarik bagi para investor. Khususnya di tengah kondisi pasar yang fluktuatif imbas persebaran virus corona.

“Hal ini sebenarnya tercermin dari market share reksadana terproteksi itu sendiri. Setidaknya per akhir Februari 2020 sebesar 29% dari total reksadana merupakan reksadana terproteksi, ini sekaligus menjadi angka terbesar,” ujar Marsangap kepada Kontan.co.id, Rabu (1/4).

Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap Lebih Cepat Sehat Saat Corona Mereda

Dari ketiga reksadana terproteksi yang telah diluncurkan, Marsangap mengaku dari segi dana kelolaan pada tahun ini mengalami peningkatan. Berdasarkan data terakhir pada akhir Februari 2020, dana kelolaan DIM untuk reksadana terproteksi tercatat naik hampir 13% secara year to date (ytd)

“Angka tersebut jelas lebih baik jika dibandingkan dana kelolaan reksadana terproteksi pada tahun lalu. Selama periode kuartal I-2019 kemarin, dana kelolaan pada produk reksadana terproteksi justru mengalami penurunan 2%,” tambah Marsangap.

Dalam memilih underlying asset untuk produk reksadana terproteksi, Marsangap menuturkan, DIM mayoritas menjadikan obligasi pemerintah sebagai underlying asset.

Kendati secara dana kelolaan DIM mengaku mengalami perbaikan dibanding tahun lalu, hal yang sebaliknya justru terjadi dari segi imbal hasil. “Secara umum, imbal hasil dari reksadana terproteksi pada kuartal I-2020 mengalami penurunan jika dibandingkan kuartal I-2019,” pungkas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×