kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Danareksa akan merilis beberapa produk anyar


Senin, 03 Agustus 2015 / 11:45 WIB
Danareksa akan merilis beberapa produk anyar


Reporter: Dina Farisah | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Produk PT Danareksa Investment Management yang beredar di pasar bakal bertambah banyak. Pada semester kedua tahun ini, perusahaan aset manajemen tersebut berencana menelurkan beberapa produk anyar untuk mengejar target dana kelolaan.

Salah satu produk yang siap dirilis pada bulan Agustus ini adalah kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA) Danareksa Bank Tabungan Negara atawa DBTN06. Produk ke delapan dari kerjasama antara Danareksa dengan BTN ditargetkan bisa meraup dana kelolaan sebesar Rp 1,5 triliun.

Selain KIK EBA, Danareksa juga melihat potensi yang menggiurkan pada reksadana penyertaan terbatas. Setidaknya ada tiga reksadana penyertaan terbatas masing-masing senilai Rp 500 miliar akan diterbitkan pada semester kedua tahun ini.

Direktur Utama PT Danareksa Investment Management, Prihatmo Hari Mulyanto bilang, pihaknya tidak tertarik menerbitkan reksadana terproteksi. Pun begitu reksadana saham karena investor masih wait and see dengan kondisi pasar.

Pada semester kedua tahun ini, Danareksa mengharapkan bisa mengail dana kelolaan sebesar Rp 3,8 triliun. Per semester pertama tahun ini, Danareksa mengumpulkan dana kelolaan sebanyak Rp 16,2 triliun.

Dana kelolaan itu tumbuh 16,7% dibanding periode yang sama tahun lalu yakni Rp 13,5 triliun. "Transaksi kami di semester I lalu banyak. Investor in dan out dengan cepat," kata Prihatmo. Sampai akhir tahun nanti, Danareksa menargetkan bisa mengantongi total dana kelolaan hingga Rp 20 triliun.

Menurut Hari, di sepanjang enam bulan pertama tahun ini, produk yang paling diminati oleh investor adalah reksadana pasar uang. Pasalnya, risiko volatilitas reksadana pasar uang relatif minim di tengah kondisi pasar saat ini.

Walaupun kondisi pasar saham masih merah, Prihatmo optimistis, situasinya bakal membaik di paruh kedua tahun ini. Para investor masih menanti data pertumbuhan ekonomi dan keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga.

Optimisme Prihatmo juga didukung oleh mulai berjalannya beberapa proyek infrastruktur. Hal ini bakal menggeliatkan pasar.  "Spending infrastruktur yang mulai berjalan, ini memberikan katalis positif bagi pasar. Kami masih optimistis IHSG akhir tahun di tutup di level 5.500," kata Prihatmo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×