kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.991.000   -25.000   -1,24%
  • USD/IDR 16.870   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.634   96,11   1,47%
  • KOMPAS100 956   17,31   1,84%
  • LQ45 745   14,47   1,98%
  • ISSI 210   1,42   0,68%
  • IDX30 387   9,07   2,40%
  • IDXHIDIV20 467   9,05   1,98%
  • IDX80 108   1,86   1,75%
  • IDXV30 114   1,02   0,91%
  • IDXQ30 127   3,44   2,78%

Danantara Pertimbangkan Jadi Penyedia Likuiditas di BEI, Cek Saham Rekomendasi Analis


Rabu, 23 April 2025 / 07:48 WIB
Danantara Pertimbangkan Jadi Penyedia Likuiditas di BEI, Cek Saham Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Suasana main hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025). Danantara tengah mempertimbangkan penempatan dana di pasar saham sebagai bagian dari strategi diversifikasi investasi, cek saham jagoan analis.


Reporter: Pulina Nityakanti, Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) sedang mempertimbangkan penempatan dana di pasar saham sebagai bagian dari strategi diversifikasi investasi. Salah satu opsi yang dikaji adalah berperan sebagai penyedia likuiditas (liquidity provider).

Chief Investment Officer BPI Danantara, Pandu Sjahrir, menjelaskan bahwa penempatan dana berasal dari dividen BUMN yang akan diterima pada akhir April 2025. Dana tersebut sedang disiapkan untuk dialokasikan ke instrumen pasar modal.

“Dividen akan masuk akhir bulan ini. Kami mulai siapkan alokasinya,” ujar Pandu di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI).

Baca Juga: Emiten Ritel Tersengat Momentum Ramadan dan Lebaran, Cek Saham Rekomendasi Analis

Meski disebut sebagai liquidity provider, peran Danantara tidak akan mengikuti skema formal sebagaimana diatur dalam POJK No. 18/2024 yang mewajibkan persetujuan dari OJK. 

Menurut Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, Danantara dapat berperan aktif di pasar tanpa perlu menjadi liquidity provider resmi.

"Tak harus berizin formal, yang penting aktif di pasar. Itu sudah cukup baik," jelasnya. BEI menyebut Danantara dapat berperan setara dengan BPJS Ketenagakerjaan dan Taspen sebagai investor institusional domestik.

Danantara diproyeksikan menerima dividen dari bank BUMN sebesar Rp 59,11 triliun pada April 2025. Perusahaan ini menargetkan penerimaan dividen mencapai US$ 8 miliar per tahun.

Ekonom Panin Sekuritas, Felix Darmawan, menilai kehadiran Danantara di pasar saham dapat menambah likuiditas dan menstabilkan harga, terutama bagi saham BUMN yang kerap tertekan oleh arus keluar dana asing.

Namun, ia mengingatkan agar pasar tidak terlalu bergantung pada Danantara, terutama pada saham sektor perbankan. Saat ini, perbaikan indeks BUMN 20 masih dominan ditopang bank-bank besar.

Baca Juga: IHSG Diproyeksi Cenderung Konsolidasi, Cek Saham Rekomendasi Analis pada Rabu (5/2)

VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menyebut peran Danantara berpotensi membantu di tengah derasnya tekanan outflow asing. 

Namun, dominasi berlebihan bisa menyebabkan distorsi harga dan risiko liquidity trap, yakni ketika volume perdagangan tidak mencerminkan likuiditas riil pasar.

Sementara itu, pasar masih menunggu implementasi konkret dari peran Danantara. Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menyatakan kehadiran Danantara diharapkan dapat menarik investor asing.

Baca Juga: IHSG Capai Titik Terendah dalam 3 Tahun, Cermati Saham Andalan Analis pada Maret 2025

Saham-saham BUMN seperti TLKM dan ANTM sudah mulai rebound, didukung aksi buyback.

 

Namun, menurut Indy, risiko eskalasi perang dagang tetap perlu diwaspadai karena dapat memengaruhi kinerja emiten BUMN. Ia menilai saham ANTM, BBRI, BMRI, BJBR, dan BBNI masih menarik dari sisi valuasi, sementara PGAS menonjol dari sisi imbal hasil dividen.

Baca Juga: Pergerakan IHSG Diproyeksi Terbatas, Cek Saham Rekomendasi Analis, Selasa (19/11)

Audi merekomendasikan beli saham BMRI dengan target harga Rp 5.450, BRIS Rp 3.190, dan TLKM Rp 3.300. Untuk ANTM dan PGAS, ia menyarankan trading buy dengan target masing-masing Rp 2.300 dan Rp 1.820 per saham.

Selanjutnya: Ini Upaya AdaKami Mitigasi Risiko Pembiayaan

Menarik Dibaca: Ini Upaya AdaKami Mitigasi Risiko Pembiayaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×