Reporter: Avanty Nurdiana, Dyah Ayu Kusumaningtyas, Mahmudi R | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Lelang surat berharga negara syariah (SBSN) alias sukuk negara kembali banjir peminat. Nilai penawaran penempatan dana yang masuk dalam lelang yang berlangsung Selasa (12/4) mencapai Rp 4,66 triliun. Angka tersebut lima kali lipat daripada target indikatif pemerintah yaitu Rp 1 triliun.
Dari tawaran masuk yang berlimpah itu, pemerintah hanya menerima Rp 500 miliar saja. Pemerintah hanya menjual dua dari empat seri yang ditawarkan. Menurut Dahlan Siamat, Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, penawaran yang diterima hanya yang sesuai dengan estimasi.
Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas, menuturkan, yield yang diminta investor dari dua seri yang tak laku, yaitu IFR0006 dan IFR0007, memang terlalu tinggi. "Permintaan yield terendah untuk IFR0006 yang bertenor 19 tahun adalah 9,28%, lebih tinggi daripada yield yang diminta untuk IFR0010, yaitu 9,25%," kata Lana.
Menurut Helmi Arman, Analis Obligasi Danamon, yield yang ditawarkan sukuk negara memang jauh di atas obligasi. Hal ini disebabkan premi likuiditas sukuk negara lebih besar.
Investor biasanya berminat membeli sukuk negara dari dana pensiun dan asuransi. Sedang investor asing kurang berminat. "Underlying aset sukuk negara mulai menipis sehingga investor minta yield tinggi," kata Lana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News