kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana kelolaan semua jenis reksadana menurun pada September


Sabtu, 10 Oktober 2020 / 07:55 WIB
Dana kelolaan semua jenis reksadana menurun pada September


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang lebih ketat kembali diperpanjang memberi sentimen negatif pada kinerja pasar saham maupun obligasi. Dampaknya, sentimen tersebut juga menjadi sinyal bagi investor untuk menarik dana investasinya di reksadana. 

Berdasarkan data Infovesta, di sepanjang September asset under management (AUM) atawa dana kelolaan industri reksadana yang tidak termasuk reksadana berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) dan reksadana penyertaan terbatas, menurun Rp 13,9 triliun ke Rp 495,2 triliun. Tercatat penurunan AUM terjadi pada seluruh jenis reksadana. 

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan penyebab utama penurunan dana kelolaan industri reksadana adalah PSBB yang kembali diperpanjang di September. "Baik pasar saham maupun obligasi terkoreksi setelah PSBB yang lebih ketat diperpanjang," kata Wawan, Jumat (9/10). 

Situasi pasar keuangan yang tidak menentu ujungnya juga membuat AUM reksadana pasar uang ikut menurun, meski secara kinerja reksadana ini tetap tumbuh stabil. "Wajar reksadana pasar uang ikut menurun karena PSBB diperpanjang membuat investor lebih membutuhkan dana kas lebih banyak dan reksadana pasar uang jadi instrumen yang lebih dulu dicairkan," kata Wawan. 

Baca Juga: Diversifikasi portofolio dengan ORI018 untuk menghadapi volatilitas pasar keuangan

Namun, Wawan memperhatikan penurunan AUM reksadana beraset saham dan obligasi bukan terjadi hanya karena investor melakukan penjualan (redeem), melainkan karena kinerja aset yang menurun. "Sepanjang tahun ini industri reksadana masih catatkan net subscription, redeem ada tetapi tidak signifikan," kata Wawan. 

Tercatat, reksadana exchange traded fund (ETF) menjadi reksadana yang dana kelolaannya menurun paling dalam di antara reksadana beraset saham. Wawan mengatakan penurunan dana kelolaan reksadana ETF jadi yang paling dalam, diperkirakan karena investor reksadana tersebut pesimistis pada pertumbuhan indeks yang dijadikan acuan reksadana ETF tersebut. 

Baca Juga: Investor Reksadana Masih Menghindari Fluktuasi Saham

Wawan memproyeksikan dana kelolaan industri reksadana baru bisa kembali meningkat di Desember. Wawan pesimistis dana kelolaan industri reksadana membaik dalam waktu dekat karena demo penolakan Undang-Undang Cipta Kerja berpotensi meningkatkan kurva Covid-19. 

Skenario terburuk adalah PSBB akan terus diperpanjang. Alhasil harapan sentimen positif hanya datang dari pengadaan vaksin yang bila tidak aral melintang baru di akhir pekan akan benar-benar bisa didistribusikan di Indonesia. Wawan memproyeksikan dana kelolaan industri reksadana paling tinggi tumbuh ke Rp 510 triliun-Rp 520 triliun di akhir tahun ini. 

Baca Juga: Ketidakpastian meningkat, alokasi portofolio dana pensiun perlu didiversifikasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×