Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Total dana kelolaan alias asset under management (AUM) reksadana pada bulan April 2023 turun sebesar Rp 3,79 triliun menjadi Rp 500,38 triliun. Penurunan dinilai sebagai akibat dari redemption.
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, penurunan AUM pada April ini merupakan penurunan yang wajar. Sebab, pada bulan ini terjadi redemption atau pencairan yang disebabkan oleh kebutuhan di bulan Ramadan.
Dia menambahkan, meskipun IHSG menguat dari Maret ke April, tetapi investor masih menunggu keputusan The Fed mengenai kenaikan suku bunga yang akan diterapkan. "Sehingga banyak investor menunggu dalam aset safe haven hingga hasil dari The Fed keluar," ujar Reza kepada Kontan.co.id, Selasa (9/5).
Reza juga mencermati, instrumen reksadana yang mendorong terjadinya penurunan berasal dari reksadana pasar uang yang turun dari Rp 79 triliun menjadi Rp 76 triliun, disusul reksadana indeks dari Rp 12 triliun menjadi Rp 10 triliun. Sisanya dari reksadana saham dan dan exchange-traded fund (ETF).
Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Turun di April 2023, Apa Penyebabnya?
Penurunan investasi pada reksadana dilihatnya juga karena sentimen global yang masih wait and see. Meski begitu, Reza menilai bahwa seharusnya dana kelolaan reksadana bakal berjalan positif untuk ke depannya.
"Sebab, prospek ekonomi Indonesia di tahun ini dianggap masih menarik," kata dia.
Reza berpandangan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap diproyeksikan tumbuh optimal di tahun ini, seiring dengan ekspektasi pasar terhadap puncak kenaikan suku bunga dan inflasi baik dari global maupun domestik. Begitu pula dengan dana kelolaan pada kelas aset reksadana saham dinilai berpotensi naik di tengah masih solidnya fundamental ekonomi dan emiten terkait.
Meski secara keseluruhan turun, Reza berujar dana kelolaan HPAM masih tercatat naik pada periode April. Dia bilang untuk AUM kelolaan HPAM dari Maret ke April mengalami kenaikan dari Rp 7,1 triliun menjadi Rp 7,28 triliun.
"Pendorong kenaikan tersebut ialah dari produk Ekuitas Syariah Berkah," katanya.
Baca Juga: Imbal Hasil Unitlink Semakin Stabil
Sementara itu, Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto mengatakan penurunan AUM reksadana juga mempengaruhi AUM kelolaannya, tetapi terbatas. Dia memaparkan, pada Maret total AUM Panin AM sebesar Rp 14,68 triliun dan pada April terkoreksi menjadi Rp 14,62 triliun.
Rudiyanto menjelaskan, penurunan AUM akibat perubahan harga saham dan obligasi yang menjadi aset dasar serta aktivitas redeem dan subscribe.
Di tengah penurunan yang terjadi, Panin AM juga berupaya meningkatkan kinerja dari sisi pengelolaan. Selain itu, dari sisi pemasaran dengan meningkatkan jumlah agen penjual dan kualitas daripada agen yang ada.
Pihaknya juga menyatakan niat untuk meluncurkan produk reksadana baru agar menarik perhatian investor. "Ada peluncuran baru untuk proteksi dan global Syariah," pungkas Rudiyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News