kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   27.000   1,16%
  • USD/IDR 16.715   30,00   0,18%
  • IDX 8.367   -24,72   -0,29%
  • KOMPAS100 1.159   -1,24   -0,11%
  • LQ45 843   -2,18   -0,26%
  • ISSI 291   1,30   0,45%
  • IDX30 442   -1,53   -0,35%
  • IDXHIDIV20 510   -0,87   -0,17%
  • IDX80 130   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 138   0,07   0,05%
  • IDXQ30 140   -0,19   -0,13%

Dana Kelolaan Reksadana Tumbuh Positif Hingga Oktober 2025 Tembus Rp 621 Triliun


Selasa, 11 November 2025 / 18:39 WIB
Dana Kelolaan Reksadana Tumbuh Positif Hingga Oktober 2025 Tembus Rp 621 Triliun
ILUSTRASI. Pasar modal.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

Meski begitu, reksadana saham masih menjadi produk dengan potensi return tertinggi karena profil risikonya yang lebih agresif. Sepuluh produk terbaik di kategori ini mencatat return antara 35,80% hingga 68,67%, meski dana kelolaannya hanya Rp 72,23 triliun.

Direktur Investasi Bahana TCW Investment Management, Doni Firdaus, optimistis prospek reksadana saham masih menjanjikan ke depan.

Ia menilai dukungan likuiditas tambahan dari pemerintah akan memperkuat daya beli masyarakat dan memberi efek positif terhadap pasar keuangan.

Baca Juga: Aset Dana Pensiun Masih Tumbuh di Tengah Tekanan PHK, Ini Penyebabnya

“Likuiditas ini berpotensi besar meningkatkan purchasing power masyarakat, yang pada akhirnya menjadi stimulus bagi pasar saham,” ujar Doni.

Ia juga mencatat sejumlah indikator ekonomi nasional menunjukkan perbaikan, seperti surplus neraca perdagangan dan penguatan sektor manufaktur domestik.

Namun, Doni mengingatkan pentingnya disiplin riset pasar dan penyesuaian portofolio agar investor tetap adaptif terhadap perubahan arah pasar.

Sementara itu, Eri Kusnadi menilai laporan keuangan emiten per kuartal III-2025 menunjukkan perbaikan di sektor consumer, sementara sektor perbankan masih bergerak sesuai ekspektasi analis.

Baca Juga: Kinerja Reksadana Saham Moncer Hingga September 2025, Begini Strategi Investasinya

Ia memperkirakan prospek industri reksadana akan semakin cerah memasuki awal 2026. “Prospeknya berpotensi membaik, terutama jika saham-saham blue chip mulai kembali perform seiring pemulihan ekonomi,” pungkasnya.

Selanjutnya: AFTECH Tekankan Pentingnya Tata Kelola di Tengah Masalah yang Menerpa Fintech Lending

Menarik Dibaca: 9 Daftar Jus Penambah Berat Badan, Jus Pisang Salah Satunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×