Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan dana kelolaan reksadana saham di September lalu mencapai Rp 2,2 triliun menjadi Rp 144,91 triliun. Kenaikan ini terjadi di saat kinerja rata-rata reksadana saham masih negatif.
Di saat yang sama, kinerja rata-rata reksadana saham terkoreksi 0,40% secara month on month (mom). Namun, kenaikan dana kelolaan reksadana saham tidak dirasakan OSO Manajemen Investasi.
Bayu Pahleza, Fund Manager OSO Manajemen Investasi mengatakan dana kelolaan reksadana sahamnya tidak tumbuh, bahkan berkurang secara bulanan di September lalu karena nilai pasar underlying efek portofolio yang terimbas koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Secara garis besar investor kami lebih memilih untuk wait and see," kata Bayu, Rabu (10/10).
Menurut Bayu, jika IHSG dan Infovesta Equity Fund Index serentak turun, maka mayoritas dana kelolaan MI juga ikut turun. Namun, jika saat ini dana kelolaan bisa tumbuh, Bayu yakin itu terjadi karena ada pembelian atau subscribe baru ke reksadana saham.
Ke depan, Bayu belum melihat adanya katalis yang mampu memberi insentif untuk IHSG bisa melaju catatkan kinerja positif. Namun, Bayu juga melihat sentimen negatif dari eksternal sudah mulai sayup.
Oleh karena itu, OSO Manajemen Investasi kini mulai menekankan kepada kliennya untuk mulai bottom fishing atau masuk kembali ke reksadana saham. "Saatnya ambil kesempatan setiap kali market koreksi sehingga dana kelolaan reksadana bisa terus bertambah sampai akhir tahun, terlepas dari fluktuasi IHSG," kata Bayu.
Hingga saat ini, dana kelolaan OSO Manajemen Investasi berjumlah sekitar Rp 1 triliun di luar kontrak pengelolaan dana. Bayu menargetkan ada pertumbuhan tambahan dana kelolaan setidaknya 10% dari jumlah dana kelolaan saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News