Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penambahan jumlah pasien positif corona yang semakin besar menyebabkan pasar modal anjlok. Hal ini merembet pada penurunan dana kelolaan reksadana atau asset under management (AUM).
Berdasarkan data Infovesta Utama, AUM industri reksadana periode Maret menurun Rp 54 triliun secara bulanan menjadi Rp 460 triliun. Semua jenis reksadana kompak catatkan penurunan AUM. Namun, reksadana saham tercatat turun paling besar, yaitu Rp 21,7 triliun menjadi Rp 92 triliun. AUM reksadana pasar uang turun paling banyak kedua, yaitu Rp 15,35 triliun menjadi Rp 59,9 triliun.
Sementara, AUM reksadana pendapatan tetap menurun Rp 7,9 triliun menjadi Rp 106,9 triliun. Kompak, AUM reksadana campuran juga menurun Rp 2,72 triliun menjadi Rp 24 triliun.
Baca Juga: Gara-gara corona, dana kelolaan reksadana turun Rp 53 triliun dalam sebulan
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan AUM reksadana berbasis saham dan obligasi kompak menurun karena terjadi penurunan kinerja aset tersebut. Lihat saja, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode Maret menurun 16,7% secara bulanan. Sementara, kinerja pasar obligasi yang tercermin dari Indonesia Composite Bond Index juga menurun 4,6%.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto juga mengatakan, penurunan kinerja IHSG membuat AUM reksadana saham yang dikelola Panin menurun Rp 1,24 triliun secara bulanan menjadi Rp 4,17 triliun di periode Maret.
Baca Juga: Terdampak corona, LPDP pastikan pendanaan beasiswa dan riset yang ada tetap berjalan
Namun, Rudiyanto mengatakan meski pasar bergejolak, aksi beli (subscription) tetap ada dan jumlahnya sekitar Rp 1 triliun dari awal tahun hingga Maret. "Nasabah institusi kami masih melakukan subscription begitu pun nasabah ritel meski jumlahnya kecil," kata Rudiyanto.
Selain karena kinerja aset yang menurun, AUM industri reksadana yang menurun juga turut dipengaruhi oleh aksi jual (redemption). Wawan melihat aksi redemption menjadi faktor utama yang membuat AUM reksadana pasar uang menurun.
"Ketitka kondisi tidak pasti, investor justru membutuhkan kas dalam waktu cepat dan memang kinerja pasar uang yang paling menguntungkan jadi investor duluan menjual reksadana pasar uang," kata Wawan, Selasa (14/4).
Meski secara industri AUM reksadana pasar uang menurun, AUM reksadana pasar uang di Panin AM justru meningkat Rp 69 miliar menjadi Rp 503 miliar.
Baca Juga: Rupiah menguat, investor asing berpotensi masuk lagi ke pasar obligasi
Wawan memproyeksikan AUM industri reksadana berpotensi membaik pada bulan April. Sentimen positif datang dari kinerja IHSG yang mulai membaik. Selasa (14/4) IHSG tercatat naik 1,79% ke level 4.706.
Meski begitu, Wawan memproyeksikan kenaikan AUM belum akan menyamai AUM di Februari yang sebesar Rp 514 triliun. "AUM reksadana saham dan pendapatan tetap berpotensi naik karena harga obligasi naik, IHSG juga naik, " kata Wawan.
Baca Juga: Kemenag: Tidak ada dana jemaah haji yang digunakan untuk penanganan wabah corona
Namun, Wawan belum bisa memproyeksikan AUM reksadana pasar uang akan naik, karena kondisi ekonomi yang tidak pasti akibat pandemi korona membuat potensi aksi redeem di reksadana ini masih akan terjadi. "Investor masih cenderung mengamankan dana kas dan reksadana pasar uang jadi yang pertama kali akan lebih mudah dijual," kata Wawan.
Senada, Rudiyanto mengatakan dengan munculnya proyeksi puncak penyebaran virus corona di AS akan terjadi di pertengahan April, maka diharapkan dalam satu bulan ke depan ekonomi dan bisnis bisa berjalan mendekati normal kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News