Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan reksadana terus mencetak pertumbuhan. Tren positif ini diperkirakan berlanjut tahun depan, ditopang oleh pemangkasan suku bunga.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dana kelolaan industri reksadana mencapai Rp 503,9 triliun hingga Oktober 2024. Nilai tersebut tumbuh tipis 0,09% dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 503,4 triliun.
Direktur Utama Surya Timur Alam Rayat Asset Management (STAR AM) Hanif Mantiq mengatakan, pertumbuhan dana kelolaan secara industri dipengaruhi oleh penurunan suku bunga global dan Bank Indonesia (BI).
Dia mencermati, reksadana berbasis pendapatan tetap yang paling diuntungkan dengan sentimen tersebut. Ini karena penurunan suku bunga ini membuat yield obligasi yang saat ini ada dalam portofolio reksadana pendapatan tetap meningkat.
"Hal tersebut menarik minat investor untuk masuk ke reksadana karena imbal hasil yang berpotensi lebih menarik," kata Hanif kepada Kontan.co.id, Kamis (14/11).
Baca Juga: Dolar AS Masih Perkasa, Intip Peluang Dari Reksadana Saham Offshore
Di STAR AM, reksadana pendapatan tetap khususnya yang berbasis obligasi korporasi membukukan dana kelolaan sebesar Rp 7,75 triliun. Nilai tersebut mencakup 85.38% dari total dana kelolaan reksadana STAR AM.
Sementara total dana kelolaan reksadana di STAR AM sebanyak Rp 9,08 triliun di akhir Oktober 2024, naik 3,73% dari bulan sebelumnya sebesar Rp 8,75 triliun. Sedangkan secara year to date (YtD), dana kelolaan tersebut tumbuh 30,94%.
Dia pun meyakini dana kelolaan bakal melanjutkan tren pertumbuhannya di tahun depan, apalagi dengan prospek pemangkasan suku bunga global.
STAR AM menerapkan strategi dengan membuat reksadana yang lebih stabil, namun tetap menghasilkan return yang tinggi melalui memperbanyak porsi obligasi korporasi. Sehingga makin banyak investor yang percaya mengalokasikan dana di STAR AM.
Baca Juga: Ketidakpastian Tinggi, Begini Saran Perencana Keuangan untuk Menempatkan Investasi
CEO PT Pinnacle Persada Investama (Pinnacle Investment) Guntur Putra mengatakan, pasar sudah mulai kembali optimistis terhadap pemulihan ekonomi, sehingga mendorong keputusan untuk berinvestasi.
"Tidak hanya itu, investasi asing pun mulai masuk kembali ke pasar Indonesia, terutama di sektor-sektor yang tumbuh pesat," kata Guntur kepada Kontan.co.id, Kamis (14/11).
Di Pinnacle, total dana kelolaan reksadana telah mencapai Rp 2,4 triliun sampai Oktober 2024 atau tumbuh sekitar 10% YtD. Jumlah ini pun hampir mendekati target akhir tahun perusahaan yang sebesar Rp 3 triliun.
Secara kelas aset, pertumbuhan dana kelolaan paling tinggi adalah reksadana pasar uang dan pendapatan tetap. Dengan kondisi penuh ketidakpastian, kelas aset tersebut memberikan potensi imbal hasil yang cukup stabil dan likuiditas yang tinggi dengan tingkat risiko yang relatif rendah. Sehingga tidak heran banyak investor yang mengalokasikan dananya di kelas aset ini.
Di sisi lain, dana kelolaan di reksadana berbasis saham mengalami penurunan. Guntur mengatakan beberapa kali kelas aset ini mencatatkan return negatif secara industri, sehingga memengaruhi investor dalam berinvestasi dan melakukan aset alokasi.
Baca Juga: Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Unjuk Gigi, Ini 5 Terbaiknya
Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi mengatakan, secara umum tren pertumbuhan ini ditopang oleh penurunan suku bunga AS yang membuat harapan investor terhadap kinerja perusahaan akan pulih.
Di Henan AM, total dana kelolaan reksadana mencapai Rp 8 triliun sampai Oktober 2024. Nilai tersebut mencatatkan peningkatan sekitar 14,26% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kelas aset pendapatan tetap juga mencatatkan pertumbuhan tertinggi, dengan kenaikan sebesar 6,79% di Oktober 2024. Sementara reksadana pasar uang terkoreksi hingga 11.74% di Oktober 2024.
Baca Juga: Ketidakpastian Global Tinggi, Simak Instrumen Investasi Berpotensi Menguntungkan
Reza menyebut, jumlah dana kelolaan sampai Oktober sejalan dengan target Henan AM di akhir tahun yang sebesar Rp 8,5 triliun. Ini artinya, tinggal Rp 500 miliar lagi Henan AM mencapai targetnya.
"Dengan total AUM saat ini, Henan AM masih perlu meningkatkan dana kelolaan untuk mencapai target. Namun tren pertumbuhan yang ada menunjukkan optimisme bahwa target ini dapat tercapai," jelasnya kepada KONTAN, Kamis (14/11).
Untuk memenuhi target tersebut, Reza mengaku akan terus menggunakan strategi yang fokus kepada diversifikasi dan manajemen risiko yang efektif untuk memaksimalkan return. Ke depan, Reza memperkirakan dana kelolaan reksadana bakal melanjutkan tren pertumbuhan, didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan karena adanya prospek lanjutan penurunan suku bunga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News