Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian global masih tinggi. Termasuk salah satunya, imbas terpilihnya Donald Trump dengan kebijakan proteksionismenya sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Instrumen investasi apa yang bisa menjadi pilihan?
CEO and Founder Finansialku Melvin Mumpuni menilai untuk jangka pendek terdapat beberapa instrumen yang mendapat dukungan. Secara umum, instrumen yang positif itu yang berkaitan dengan dolar AS lantaran usaha Trump meningkatkan investasi dalam negeri dengan pemangkasan pajak usaha.
Dolar AS menarik untuk dipertimbangkan mengingat posisi indeks dolar (DXY) yang terus menguat. Berdasarkan Trading Economics, per Selasa (12/11) pukul 17.37 WIB, DXY berada di 105,89 atau menguat 0,41% dalam 24 jam terakhir sehingga mengakumulasi kenaikan sepekan sebesar 2,47%.
Baca Juga: Indeks Dolar AS Menguat, Mata Uang Asia Semakin Tertekan
Melvin menyebutkan, dengan pajak usaha diturunkan maka akan menguntungkan untuk bisnis di AS dan hal itu menjadi daya tarik untuk investor global berinvestasi di saham-saham AS, khususnya untuk perusahaan yang diuntungkan dari kebijakan tersebut.
"Coba perhatikan reksadana saham syariah berbasis dolar AS dan investasi di AS," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (12/11).
Kemudian ada pula kripto. Trump cukup mendukung aset digital tersebut. Bahkan, saat ini telah tercermin dari peningkatan harga kripto. Mengutip Coinmarketcap pukul 18.50 wib harga bitcoin telah menguat 5,85% ke US$ 87.024. Dalam sepekan, Bitcoin menguat 26,34%.
Selain itu, Melvin juga mencermati untuk jangka pendek investasi pada saham dalam negeri cukup menarik. Apalagi ini menjelang window dressing. Namun, dia mengingatkan dalam memilih saham.
Baca Juga: Investasi Bitcoin: Keuntungan Menggiurkan dan Penyesalan yang Menghantui
"Beli perusahaan yang fundamental bagus, harga diskon, dan punya prospek ke depan yang bagus," sebutnya.
Selanjutnya ada Sukuk Tabungan seri ST013. Sebab penawaran kupon yang masih baik, yakni di atas 6%.
Melvin mengatakan, apabila investor ingin mengatur portofolionya maka untuk investor dengan tipe risiko konservatif bisa mengalokasikan dananya sebesar 20% di capital gain, 40% cash flow, dan 40% pada instrumen yang likuid.
Untuk tipe risiko moderat, capital gain 40%, cash flow 30%, dan 30% aset likuid. Sementara risiko agresif dengan komposisi capital gain 50%, cash flow 30%, dan sisanya aset likuid.
Selanjutnya: IHSG Menguat 0,76% Hari Ini (12/11), Simak Proyeksi dan Rekomendasi Saham Untuk Esok
Menarik Dibaca: Cuaca Besok di Wilayah Yogyakarta, Hujan Ringan di Empat Kabupaten
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News