kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Dana Kelolaan Industri Reksadana Diharapkan Tumbuh 5% pada 2024


Minggu, 14 Januari 2024 / 16:59 WIB
Dana Kelolaan Industri Reksadana Diharapkan Tumbuh 5% pada 2024
ILUSTRASI. Pasar modal. Dana Kelolaan Industri Reksadana Diharapkan Tumbuh 5% pada 2024.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) industri reksadana diharapkan tumbuh 5% di tahun 2024. Kondisi ekonomi dan pasar keuangan yang lebih stabil akan meningkatkan kembali minat investor.

CEO Pinnacle Investment Indonesia Guntur Putra mengatakan, tren dana kelolaan industri reksadana di 2024 harusnya cukup positif. Berbagai faktor dapat mendorong peningkatan dana kelolaan reksadana.

Guntur menyebutkan, faktor pertama adalah kondisi ekonomi dan pasar keuangan yang lebih stabil. Kondisi itu dinilai dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk kembali mengalokasikan dana ke instrumen reksadana.

Baca Juga: Pinnacle Investment Targetkan Dana Kelolaan Tembus Rp 3 Triliun pada 2024

Kedua, kebijakan suku bunga yang berkelanjutan dan potensi pelonggaran moneter. Situasi ini dinilai dapat mendukung minat investor terhadap instrumen reksadana terutama kelas aset pendapatan tetap, termasuk pasar uang, dan juga saham.

Ketiga adalah regulasi dan iklim berinvestasi yang baik. Dana kelolaan reksadana diperkirakan bakal terpacu dengan regulasi dan perkembangan pasar yang mendukung industri.

Guntur menjelaskan, regulasi selama ini memang telah membatasi pertumbuhan dana kelolaan. Contohnya seperti pembatasan bagi industri asuransi unit link untuk berinvestasi langsung di reksadana, sehingga menyebabkan banyak perpindahan AUM dari reksadana ke Kontrak Pengelolaan Dana (KPD).

Regulasi yang menghambat telah menyedot keluar dana kelolaan reksadana selama tahun 2021-2022 yang kala itu sempat mencapai Rp 580 triliun. Per Desember 2023, dana kelolaan atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana hanya tercatat sebesar Rp 501,46 triliun yang terpantau berkurang 0,67% dari tahun sebelumnya.

Baca Juga: Manajer Investasi Ketiban Berkah Aturan Anyar Dana Pensiun

Walaupun demikian, Guntur berujar, Pinnacle selaku pelaku industri reksadana berharap tahun 2024 akan lebih positif dari sisi regulasi dan pasar. Dengan demikian, industri reksadana dapat kembali bertumbuh.

“Dana kelolaan industri reksadana diharapkan bisa tumbuh di atas 5% sepanjang tahun 2024 ini,” ungkap Guntur kepada Kontan.co.id, Sabtu (14/1).

Guntur memperkirakan reksadana berbasis saham dan obligasi seharusnya memiliki potensi pertumbuhan dana kelolaan di tahun 2024. Hal itu karena melihat tren dan pergerakan pasar seiring potensi penurunan suku bunga yang sudah cukup tinggi.

Menurut Guntur, suku bunga tinggi telah menyebabkan tergerusnya dana kelolaan selama tahun 2023. Kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian ekonomi global salah satunya akibar kondisi geopolitik telah mempengaruhi arus investor global.

Baca Juga: Bahana TCW Catat Total Dana Kelolaan Dapen Capai Rp 2,2 Triliun pada 2023

Dari domestik, naik turunnya dana kelolaan reksadana karena dipengaruhi adanya gejolak politik dan ekonomi di dalam negeri.

Di samping itu, faktor lainnnya berasal dari landscape industri reksadana yang berubah karena ada perubahan regulasi dan juga ketidakpastian pasar, sehingga investor mengalokasikan aset pada instrumen di luar reksadana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×