Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Pinnacle Persada Investama (Pinnacle Investment Indonesia) memasang target dana kelolaan reksadana dapat tembus Rp 3 triliun pada tahun 2024. Peluncuran produk reksadana baru diharapkan dapat menjaring lebih banyak dana investasi.
CEO Pinnacle Investment Indonesia Guntur Putra mengatakan, target dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) reksadana tahun ini akan bergantung pada kondisi pasar dan peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan.
Di samping itu, strategi yang sesuai akan menjadi pembeda Pinnacle Investment dibandingkan Manajer Investasi (MI) lainnnya.
Baca Juga: Intip Prospek Reksadana Saham di Tahun Pemilu Berikut Ini
Dalam waktu dekat, Pinnacle berencana meluncurkan 2 produk reksadana baru yang telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Produk yang diluncurkan adalah reksadana campuran dan juga reksadana obligasi terproteksi.
Guntur menjelaskan, memang ada strategi investasi yang akan diluncurkan dari Pinnacle dan format alokasi aset yang cocok dengan tipe reksadana campuran.
Di samping itu, Pinnacle terus mengedukasi masyarakat terkait investasi reksadana, meningkatkan kualitas pelayanan, serta memperluas jaringan distribusi.
Pinnacle juga memperkuat kanal distribusi ritel dengan menambah APERD, baik dari platform digital maupun non digital. Sejauh ini, Pinnacle telah bekerja sama dengan 16 APERD dan diharapkan bakal ada penambahan dari saluran distribusi (distribution channel).
Baca Juga: Dana Kelola Industri Reksadana Diprediksi Naik 15% Tahun Depan
“Kami berharap total dana kelolaan reksadana di luar Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) bisa tembus di atas Rp 3 triliun di tahun 2024,” ungkap Guntur kepada Kontan.co.id, Sabtu (13/1).
Secara industri, Guntur menyebutkan, setidaknnya terdapat 3 faktor utama yang berpotensi mendorong peningkatan dana kelolaan reksadana di tahun 2024. Pertama adalah kondisi ekonomi dan pasar keuangan yang lebih stabil dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk kembali mengalokasikan dana ke instrumen reksadana.
Kedua, kebijakan suku bunga yang berkelanjutan dan potensi pelonggaran moneter yang dapat mendukung minat investor terhadap instrumen reksadana terutama kelas aset pendapatan tetap, termasuk pasar uang, dan juga saham.
Baca Juga: Reksadana Saham Jadi Pilihan Investasi yang Prospektif pada Tahun Pemilu
Ketiga adalah regulasi dan iklim berinvestasi yang baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News