Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) memasang sikap optimistis tahun ini. Direktur Dana Brata Luhur, Hendy Narindra Dewantoro mengatakan, tahun ini TEBE menargetkan pendapatan bisa menembus Rp 500 miliar.
“Sementara target laba sekitar 40% dari proyeksi pendapatan tahun ini, sekitar Rp 200 miliar,” terang Hendy kepada Kontan.co.id, Kamis (9/6).
Sebagai perbandingan, tahun lalu, TEBE membukukan laba bersih Rp 164,31 miliar dengan realisasi pendapatan mencapai Rp 448,00 miliar.
Kinerja positif ini berlanjut hingga periode kuartal pertama 2022. TEBE melaporkan laba bersih sebesar Rp 34,19 miliar pada periode tiga bulan pertama 2022. Realisasi tersebut melejit 1.143% dibandingkan laba bersih di periode sama tahun 2021 yang hanya Rp 2,74 miliar.
Kenaikan bottomline ini ditunjang oleh kenaikan pendapatan. TEBE membukukan kenaikan laba bersih sebesar 115,16% menjadi Rp102,95 miliar. Pada kuartal pertama 2022, TEBE membukukan laba bersih sebesar Rp 47,84 miliar.
Baca Juga: Dana Brata Luhur (TEBE) Menebar 38,9% dari Laba 2021 Sebagai Dividen
Dari sisi operasional, volume pengangkutan batubara ditargetkan mencapai 7 juta ton hingga akhir tahun. Hendy optimistis TEBE bisa melebihi target yang dipasang ini. Per kuartal pertama 2022, TEBE sudah merealisasikan sekitar 1,4 juta ton batubara. Realisasi ini sudah lebih tinggi dari yang tercapai pada periode yang sama tahun 2021.
Dus, Hendy menyebut peluang merevisi naik target pengangkutan batubara masih terbuka lebar.
“Kami akan melihat pada kuartal kedua dan ketiga, kalau memang harus direvisi, targetnya akan direvisi. Asalkan harga batubara masih tetap tinggi dan permintaan batubara masih tetap soild,” sambung Hendy.
Namun, sejauh ini TEBE tidak mengalami penambahan klien. Yang ada hanyalah penambahan kapasitas produksi dari klien. Ketika harga batubara sedang tinggi, ada penambahan produksi dari klien. “Penambahan lebih kepada kapasitas produksi, bukan klien. Jadi volumenya saja yang bertambah,” kata dia.
Baca Juga: Harga Batubara Memoles Kinerja Dana Brata Luhur (TEBE)
Hanya saja, memang kendala terbesar berasal dari faktor cuaca. Jika terjadi hujan lebat, aktivitas penambangan akan berhenti. Otomatis volume produksi penambang akan sedikit menurun. Namun biasanya perusahaan penambang akan menggenjot produksi di musim-musim kering, yakni pada kuartal kedua dan ketiga.
“Barulah di kuartal keempat dan kuartal pertama biasanya produksi agak menurun,” terang Hendy.
Sejumlah ekspansi TEBE juga terus bergulir, diantaranya mengubah pelabuhan batubara menjadi Badan Usaha Pelabuhan (BUP) konsesi. Pengubahan ini guna memperluas cakupan bisnis TEBE.
Baca Juga: Kinerja Emiten Penunjang Jasa Pertambangan Ditopang Kenaikan Harga Batubara
Nantinya, pelabuhan ini tidak hanya mengangkut batubara, tetapi juga bermacam komoditas seperti minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) hingga penumpang (orang).
Saat ini izin perubahan Pelabuhan ini dalam proses di departemen perhubungan, dan diharapkan bisa terealisasi di tahun ini.
Namun, TEBE juga mengurungkan sejumlah rencana bisnis yang pernah digulirkan, salah satunya yakni rencana untuk masuk ke bisnis perdagangan batubara (coal trading). TEBE juga mengurungkan niat untuk memanfaatkan batubara kalori rendah menjadi pupuk asam humat.
Alasannya adalah faktor permintaan yang belum pasti. “Takutnya ketika sudah produksi tetapi permintaannya tidak ada. Saat ini harga batubara sedang bagus dan volume produksi naik, kami berfokus ke sana saja,” tutup Hendy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News