Reporter: Eldo Christoffel Rafael, Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah menjauhi pasar saham Indonesia pada tahun lalu, pemodal asing kembali merangsek masuk. Menginjak bulan ketiga di tahun ini, asing mencatatkan pembelian bersih alias net buy senilai Rp 4,33 triliun di Bursa Efek Indonesia.
Asing melirik Indonesia sebagai salah satu alternatif pasar yang menawarkan potensi keuntungan berlipat. "Investor tertarik menanamkan dananya di emerging market seperti Indonesia dan India," kata Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya.
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan asing mengincar pasar Nusantara. Pertama, Indonesia menawarkan suku bunga cukup tinggi dibandingkan negara lain, seperti Jepang, Amerika Serikat dan pasar Eropa.
Kedua, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia terus membaik. Di saat yang sama, pemerintah terus menggenjot ekspansi dan daya beli melalui sejumlah kebijakan. Salah satunya adalah memangkas suku bunga acuan agar korporasi lebih gesit menggelar ekspansi. Hal ini bisa memicu peningkatan daya beli.
Ketiga, harga sejumlah komoditas, termasuk minyak mentah, mulai membaik di pasar internasional. "Saya memperkirakan net buy asing tahun ini bisa mencapai Rp 20 triliun hingga Rp 30 triliun," prediksi Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri.
Tampaknya wajar asing kini masuk pasar saham Indonesia. Sebab, sepanjang tahun lalu, pemodal asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 22,59 triliun.
Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto menilai, investor asing cenderung masuk ke saham blue chip dan berkapitalisasi besar. "Asing mengincar saham sektor konsumsi, mining dan otomotif," dia memprediksi.
Otoritas bursa menyambut baik masuknya dana asing. Aliran dana asing mendorong iklim investasi dan turut mendongkrak nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Namun di sisi lain, pemodal domestik perlu menegaskan eksistensinya di bursa lokal. Hal ini demi mengimbangi dominasi asing dan memperkuat fundamental pasar saham Indonesia.
"Kami berharap, investor lokal tetap mengimbangi kepemilikan asing," ujar Nicky Hogan, Direktur Pengembangan BEI.
Harus diakui, para investor asing sangat sensitif terhadap perkembangan ekonomi global. Apabila ada isu negatif di pasar global, asing bisa saja menarik dananya dari pasar Indonesia. Nah, dengan memperkuat eksistensi investor domestik, pasar dalam negeri tidak akan gonjang-ganjing jika investor asing menarik dananya dalam tempo singkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News