Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
TLDN optimistis kinerja keuangan keseluruhan tahun 2022 akan tumbuh positif secara tahunan. Perusahaan memperkirakan pendapatan naik sebesar 20% year on year (yoy) dan laba bersih naik sebesar 20% yoy.
Pada sembilan bulan pertama di tahun 2022, TLDN telah membukukan pendapatan sebesar Rp 2,47 triliun atau tumbuh 20,8% yoy. Bahkan, laba bersihnya melesat 108,5% yoy menjadi Rp 560,47 miliar.
Sejalan dengan kinerja keuangan, TLDN juga optimistis kinerja operasional dapat meningkat pada tahun ini. Perusahaan memperkirakan produksi tandan buah segar (TBS) tumbuh sebesar 10% yoy dan produksi crude palm oil (CPO) naik 10% yoy.
Baca Juga: Harga Saham Pasca IPO Tahun 2022 Banyak Yang Turun, Saatnya Jual atau Beli?
Untuk dapat meningkatkan kinerja operasional, TLDN secara konsisten menerapkan praktik agronomi terbaik di kebun dan pabrik pengolahan. TLDN juga menerapkan pemantauan berbasis Internet of Things (IoT), data satelit, dan remote sensing sebagai salah satu alat untuk meningkatkan hasil perkebunan di setiap blok melalui pengoperasian Teladan Productivity Technology Science (TPTS).
TPTS merupakan aplikasi internal perusahaan yang dibangun menggunakan data lagging indicators (Output) dari data produksi bulanan yang ada dan dikombinasikan dengan data Leading Indicators (Inputs) dari pemantauan berbasis satelit. Data dari pemantauan satelit kemudian ditarik ke dalam sistem basis data TPTS menggunakan kode dan algoritma tersendiri.
Salah satu kegunaan dari implementasi ini adalah untuk melakukan deteksi dini penurunan tingkat kehijauan atau kelembaban di lokasi tertentu dalam satu blok. Hal ini memungkinkan tim di lapangan untuk menyelidiki dan mengambil tindakan korektif untuk memaksimalkan produktivitas.
Hasil pemantauan dan pengukuran tingkat kesehatan tanaman melalui TPTS berdasarkan pada hasil per September 2022, menunjukkan bahwa seluruh kebun perusahaan berada dalam kategori “cukup baik” dan “baik”, serta mendukung proses fotosintesis dan pertumbuhan buah.
Baca Juga: Begini Rekomendasi dari Analis untuk Saham-saham yang Baru IPO
Dengan pemanfaatan TPTS ini, diharapkan kinerja operasional TLDN dapat tumbuh positif pada tahun ini. Sementara itu, untuk meningkatkan kinerja keuangan, TLDN berkomitmen melakukan penjualan dengan harga terbaik.
Sampai dengan akhir September 2022, harga jual rata-rata CPO mencapai Rp 11.566/kg atau meningkat 19,9% yoy. Kemudian, harga jual rata-rata palm kernel (PK) sebesar Rp 7.477/kg atau naik 16% yoy.
Di sisi lain, TLDN juga terus berusaha mengelola biaya produksi dengan baik. Meskipun harga bahan baku terutama pupuk sempat naik, tetapi perusahaan berhasil mencatatkan kenaikan laba kotor sebesar 34% yoy menjadi Rp 1,02 triliun sepanjang Januari-September 2022.
Seluruh produk TLDN saat ini dijual di dalam negeri dan belum ada yang diekspor. Beberapa pembeli produk TLDN adalah Wilmar International Group, Astra Agro Lestari Group, KPN Group, dan LG International Group.
Baca Juga: Teladan Prima Agro dan Posco International Teken MoU Pengembangan Industri Sawit
Meskipun begitu, TLDN terbuka untuk memperluas pasarnya ke luar negeri. "Sampai saat ini TLDN masih menelaah potensi dan risiko pasar ekspor bagi perusahaan terkait dengan tujuan pasar ekspor, ketersediaan logistik, persaingan pasar dan regulasi pemerintah," tutur Wishnu.
Sebagai informasi, TLDN yang beroperasi sejak tahun 2004 kini memiliki luas lahan 60.468 Ha. Lokasinya dimulai dari Kabupaten Berau dan berkembang ke Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Paser, hingga Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Perusahaan menerapkan standardisasi ISPO dalam menghasilkan CPO dan PK yang diproduksi dari enam pabrik kelapa sawit. Jumlah kapasitas olah gabungan sebesar 310 ton TBS per jam serta didukung dengan 16 tangki penyimpanan dan dua bulking dengan kapasitas total 40.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News