kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dalam sebulan, return saham tiga emiten tambang BUMN ini lebih tinggi dari IHSG


Minggu, 19 April 2020 / 22:49 WIB
Dalam sebulan, return saham tiga emiten tambang BUMN ini lebih tinggi dari IHSG
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan papan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (6/4). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan kenaikan yang terjadi sejak akhir pekan lalu. Senin (6/4), IHSG menguat lagi dan merupakan kenaikan dalam tiga h


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sebulan perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat 7,02%. Akan tetapi, masih ada saham yang memberikan return lebih tinggi dari IHSG dalam sebulan perdagangan.

Saham-saham tersebut adalah saham perusahaan pertambangan yang tergabung dalam holding pertambangan di bawah naungan MIND ID, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS).

Saham ANTM misalnya, dalam sebulan perdagangan saham ini telah menguat 34,02%. Sementara itu, saham PTBA menguat 24,14% dan saham TINS menguat 29,63% dalam sebulan perdagangan.

Baca Juga: Ini yang perlu dilakukan pemerintah agar outlook S&P kembali stabil

Lantas, apa yang membuat ketiga emiten ini menguat dan mengalahkan return IHSG?

Analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan menilai, kenaikan ketiga saham BUMN pertambangan ini bukanlah dari sentimen komoditas dan juga bukan dari sentimen fundamental perusahaan.

Kenaikan harga PTBA, ANTM, dan TINS dimulai dari tanggal 23 Maret 2020, dimana perusahaan-perusahaan BUMN dan anak usaha BUMN mengumumkan akan melakukan aksi korporasi yakni pembelian kembali (buyback) saham.

“Jadi, kenaikan harga saham ketiganya murni karena psikologi pasar yang mulai nyaman untuk kembali masuk ke pasar dengan harapan buyback saham yang dilakukan emiten BUMN akan membuat harga saham-saham seperti PTBA, ANTM, dan TINS naik,” ujar Meilki kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Ini lima saham berkapitalisasi pasar jumbo yang paling banyak dilepas asing

Namun khusus ANTM, saham emiten penjaja logam mulia tersebut naik juga berkat sentimen harga komoditas emas yang masih dalam tren bullish.

Dari sisi kinerja, ketiga emiten tambang ini mengalami pelemahan kinerja tahun lalu. Baik PTBA, ANTM, dan TINS kompak membukukan penurunan laba bersih.

PTBA membukukan laba bersih senilai Rp 4,05 triliun sepanjang periode 2019. Capaian laba bersih konstituen Indeks Kompas100 ini turun 19,24% dibandingkan realisasi laba pada tahun 2018 yakni Rp5,02 triliun.

ANTM membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 32,71 trilun pada tahun lalu, naik 29,44% dari realisasi penjualan tahun sebelumnya yang hanya Rp 25,27 triliun.

Meski demikian, laba bersih emiten konstituen Indeks Kompas100 ini justru menyusut. ANTM mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 193,85 miliar atau turun 88,15% secara tahunan.

Baca Juga: Analisa teknikal untuk saham emiten CTRA, PWON, BSDE, dan SMRA

TINS menjadi emiten tambang BUMN yang kinerjanya paling tertekan. Emiten yang berbasis di Kepulauan Bangka Belitung ini harus menanggung rugi tahun berjalan yang diatribusikan pada entitas induk hingga Rp 611,28 miliar pada tahun lalu.

Dari ketiganya, Meilki menilai ANTM yang paling memiliki prospek yang cerah seiring dengan harga emas yang dalam tren bullish. Dus, ia merekomendasikan beli (buy) saham ANTM target harga Rp1.100 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×