Reporter: Rashif Usman, Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Info penting untuk para investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ada banyak perusahaan yang akan melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada Januari 2025.
Investor sudah bisa melakukan pemesanan saham IPO tersebut pada hari ini, Jumat 3 Januari 2025. Sebelum membeli saham IPO, investor perlu mencermati harga saham dan rencana penggunaan dana IPO.
Salah satu perusahaan yang akan IPO pada Januari 2025 adalah PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) memasang harga penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) pada Rp 210 per saham.
Ini merupakan batas atas dari harga penawaran awal atau book building yang ditawarkan BRRC. Masa penawaran umum akan berlangsung pada 3–7 Januari 2025.
Melansir prospektus, BRRC menawarkan sebanyak-banyaknya 291,5 juta saham, atau setara dengan 30,01% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dengan begitu, perusahaan yang bergerak di sektor konsumer non siklikal ini berpotensi mengantongi nilai penawaran umum perdana saham sebanyak-banyaknya Rp 61,21 miliar.
NH Korindo Sekuritas Indonesia pun bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO BRRC.
Baca Juga: Kinerja Saham Hasil IPO di 2024, Ini Saham yang Cuan dan Boncos
Dalam hajatan ini, BRRC secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 145,75 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru Raja Roti. Ini setara dengan sebanyak-banyaknya 21,43% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum perdana saham ini disampaikan.
“Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan,” ujar manajemen dalam prospektus IPO BRRC, Rabu (18/12).
Setiap pemegang 2 saham baru BRRC berhak memperoleh 1 Waran Seri I. Setiap 1 Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru BRRC yang dikeluarkan dalam portepel. Waran seri I yang diterbitkan mempunyai jangka waktu selama 1 tahun.
Waran Seri I adalah efek yang diterbitkan oleh BRRC yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham biasa atas nama Raja Roti yang bernilai nominal Rp 25 per saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 210 per saham.
Baca Juga: GOTO Jadi Incaran Investor Institusi Asing, Ada yang Borong Hingga 3,93 Miliar Saham
Ini dapat dilaksanakan setelah 6 bulan sejak Tanggal Waran Seri I diterbitkan sampai dengan 6 bulan berikutnya, yang berlaku mulai 9 Juli 2025 sampai dengan tanggal 9 Januari 2026.
Pemegang Waran Seri I tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham termasuk hak dividen selama Waran Seri I tersebut belum dilaksanakan menjadi saham.
Apabila Waran Seri I tidak dilaksanakan sampai habis masa berlakunya, maka Waran Seri I tersebut menjadi kedaluwarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku. Masa berlaku Waran Seri I tidak dapat diperpanjang lagi.
“Total dana dari Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp 30,60 miliar,” papar manajemen.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Rukun Raharja (RAJA) di Tengah IPO Raharja Energi (RATU)
Seluruh dana yang diperoleh dari IPO ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, sebesar 100% akan digunakan untuk modal kerja.
Penggunaannya untuk modal kerja itu meliputi peningkatan stok bahan baku, termasuk biaya operasional yang terdiri dari biaya tenaga kerja dan energi, yaitu gas dan listrik. Modal kerja tersebut digunakan oleh BRRC untuk mendukung pertumbuhan penjualan produk.
“Sedangkan, dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja, yaitu persediaan bahan baku dan biaya operasional,” ungkapnya.
IPO saham DGWG
Perusahaan perdagangan besar pupuk dan produk agrokimia, PT Delta Giri Wacana Tbk menetapkan harga penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) senilai Rp 230 setiap sahamnya.
Berdasarkan prospektus ringkas yang diterbitkan di Harian Kontan pada Kamis (2/1), calon emiten yang akan menggunakan kode saham DGWG ini menawarkan sebanyak 882,35 juta saham.
Jumlah tersebut setara dengan 15% dari modal ditempatkan dan disetor pasca IPO. Dus, Delta Giri berpotensi memperoleh dana segar sebanyak Rp 202,94 miliar saham lewat hajatan IPO ini.
Baca Juga: Kinerja Saham Hasil IPO di 2024, Ini Saham yang Cuan dan Boncos
Adapun sekitar 53,2% dana IPO akan digunakan untuk pemenuhan modal kerja DGWG berupa pembelian bahan baku pembuatan pestisida. Pembelian ini akan melibatkan banyak pihak pemasok dan merupakan pihak ketiga.
Kemudian sisanya sekitar 46,8% akan disetorkan oleh Delta Giri kepada anak usahanya PT Fertilizer Inti Technology dalam bentuk penyertaan modal. Nantinya dana ini bakal dipakai Fertilizer Inti Technology sebagai modal kerja.
Masa penawaran umum perdana saham DGWG akan dimulai pada 3–9 Januari 2025. DGWG menunjuk PT Samuel Sekuritas Indonesia, PT Shinhan Sekuritas Indonesia dan PT BRI Danareksa Sekuritas sebagai underwriter.
Tonton: KKP Setor Rp 2,16 Triliun Ke Kas Negara Tahun 2024
IPO saham KSIX
PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX) memulai masa penawaran umum perdana saham alias IPO pada Kamis (2/1) sampai 6 Januari 2025.
Calon emiten yang bakal menggunakan kode KSIX ini mematok harga IPO sebesar Rp 452 per saham. Emiten properti ini menawarkan sekitar 320,67 saham baru atau setara dengan 15%.
Dengan demikian, KSIX berpotensi meraup dana segar sebanyak Rp 144,94 miliar. Lebih lanjut, seluruh dana dari peroleh IPO ini akan digunakan untuk tiga hal utama.
Baca Juga: Membedah Profil Kinerja dan Valuasi KSIX, Calon Emiten Milik Keluarga Grup Kalbe
Pertama, sekitar 61,55% akan digunakan Kentanix sebagai modal kerja untuk pembangunan infrastruktur dan rumah.
Nantinya, KSIX akan melakukan pengembangan di proyek yang sudah ada sebelumnya, yaitu Grand Nusa Indah dan Adhigana - Grand Nusa Indah (GNI), serta pembangunan infrastruktur di proyek baru Adhigana
Kedua, sekitar 28,84% akan digunakan KSIX sebagai setoran modal kepada PT Semangat Panca Bersaudara dalam rangka modal kerja untuk pembangunan infrastruktur dan pembangunan rumah di Vila Bogor Indah 6.
Ketiga, sisa dana penawaran umum perdana saham ini bakal dipakai oleh Kentanix untuk biasa operasional dalam menjalankan kegiatan usahanya di sektor properti.
IPO saham CBDK
Calon perusahaan tercatat yang terafiliasi Sugianto Kusuma alias Aguan, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) juga akan IPO pada Januari 2025.
CBDK akan memulai masa penawaran umum perdana pada 3–9 Januari 2025. Berdasarkan prospektus tambahan yang dipublikasikan di Harian Kontan pada (2/12), CBDK mematok harga IPO di Rp 4.060 per saham.
Harga tersebut merupakan batas atas dari harga penawaran awal atau book building yang berada di rentang Rp 3.000–Rp 4.060 per saham. Masa book building telah berlangsung pada 13–20 Desember 2024.
Baca Juga: Anak Usaha Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) Lakukan Transaksi Afiliasi Rp 62,11 Miliar
Anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) ini berpotensi meraup dana segar sebesar Rp 2,3 triliun. Seluruh dana hasil IPO ini bakal dipakai CBDK untuk penyertaan kepada PT Industri Pameran Nusantara.
Penyertaan dilakukan dalam bentuk ekuitas sebanyak 15,277 juta saham seri B yang akan dikeluarkan Industri Pameran Nusantara. Jumlah ini setara dengan 99,93% dari modal ditempatkan disetor penuh.
Adapun dana yang diperoleh dari penerbitan saham baru itu akan digunakan oleh Industri Pameran Nusantara sebagai tambahan dana untuk membiayai proyek pembangunan gedung untuk Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions (MICE).
IPO saham RATU
PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) mematok harga penawaran umum perdana saham alias IPO di harga Rp 1.150 per saham.
Ini merupakan batas atas dari harga penawaran awal atau book building yang ditawarkan anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA). Masa penawaran umum akan berlangsung pada 2–6 Januari 2025.
Melansir prospektus yang diterbitkan di Harian Kontan pada Kamis (2/1), RATU menawarkan 543,10 juta saham biasa. Jumlah tersebut setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor pasca-IPO.
Adapun jumlah itu terdiri dari 190,53 juta saham baru yang dikeluarkan oleh RATU atau setara dengan 7%. Sementara 352,95 juta saham merupakan saham milik RAJA dalam rangka divestasi atau setara 13%.
Baca Juga: Buka Peluang Investasi Hulu Migas, Rukun Raharja Divestasi 13% Saham di IPO RATU
Dus, emiten yang bergerak di sektor minyak dan gas bumi ini berpotensi mengantongi dana Rp 624,46 miliar, yang terdiri dari Rp 218,56 miliar dari saham baru dan Rp 405,90 miliar dari penawaran saham divestasi.
Adapun dana hasil penawaran saham baru yang diterbitkan RATU akan dipinjamkan ke anak usahanya, yaitu PT Raharja Energi Tanjung Jabung sebesar Rp 157,36 miliar untuk pemenuhan kewajiban pembayaran cash call.
Kemudian sekitar Rp 34,96 miliar akan dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi RATU, yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana untuk mendukung kegiatan operasional berupa pembayaran cash call.
Sementara itu hasil penjualan saham divestasi akan sepenuhnya diberikan kepada RAJA. Dengan demikian, RATU tidak akan menerima hasil dari penjualan saham divestasi tersebut.
Baca Juga: Harga BBM Naik, Cek Perbandingan Harga Pertamax-Pertalite-Shell-BP-Vivo Hari Ini
Selanjutnya: Pilih-Pilih Saham Pendorong Indeks Agar Cuan Semakin Mencorong
Menarik Dibaca: Bunga Deposito Bank DBS Januari 2025, Tertinggi 5,00%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News