kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Cuaca ekstrim bikin penjualan SMGR, INTP, dan SMBR kompak turun, begini saran analis


Jumat, 20 Maret 2020 / 06:55 WIB
Cuaca ekstrim bikin penjualan SMGR, INTP, dan SMBR kompak turun, begini saran analis


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

“Dengan penjualan yang turun akibat musim penghujan mengakibatkan market share SMGR melemah. Bulan lalu, market share SMGR sebesar 51,6%, turun dari market share Januari 2020 sebesar 55,1%,” tulis Maria dalam riset, (13/3).

Per Feburari 2020, konsumsi semen domestik mencapai 4,88 juta ton atau -0,1% secara yoy dan -6,2% secara bulanan. Lemahnya konsumsi domestik karena adanya musim penghujan yang berlanjut di bulan Februari.

Baca Juga: Pasar masih lesu karena corona, langkah apa lagi yang perlu dilakukan BEI?

Penjualan di wilayah Jawa turun 9,4% secara bulanan, sementara di wilayah Sumatra penjualan -1,4% secara bulanan.

Hanya wilayah Kalimantan yang mencatatkan pertumbuhan penjualan bulanan positif 8,2% secara bulanan.Jika diakumulasikan, konsumsi semen domestik pada dua bulan pertama 2020 mencapai 10,09 juta ton semen atau minus 4,0% secara tahunan.

Hal ini didukung oleh penjualan yang stagnan di Jawa (-6,7% yoy) dan Sumatra (-4,0% yoy). Padahal, penjualan wilayah Jawa dan Sumatra menyumbang 75% dari total konsumsi domestik.

Baca Juga: IHSG ambrol di tengah ketidakpastian pasar, simak kunci menyusun portofolio saat ini

Pertumbuhan positif juga terlihat di wilayah Indonesia Timur (+ 33,5% yoy) dan Sulawesi (+ 2,0% yoy). Namun, kedua wilayah ini hanya berkontribusi 12,7% dari total konsumsi semen nasional.

Maria masih mempertahankan rekomendasi beli (buy) saham SMGR dan INTP dengan target harga masing-masing Rp 17.500 per saham dan Rp 21.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×