kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

CPRO makin fokus ke olahan udang


Senin, 23 Mei 2011 / 07:49 WIB
CPRO makin fokus ke olahan udang
ILUSTRASI. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir


Reporter: Raka Mahesa W | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO) akan membeli mesin baru untuk pengolahan udang. Nilai investasi untuk alat tersebut berkisar Rp 20 miliar–Rp 30 miliar. Emiten ini akan menggunakan kas internal untuk menutup kebutuhan dana.

CPRO menjelaskan, fasilitas produksi baru itu memungkinkan variasi produk yang lebih banyak serta hasil yang lebih baik. “Pendapatan bisa ditingkatkan dari harga jual. Kenaikan harga jual bisa dilakukan dengan meningkatkan nilai jual,” kata Mahar Sembering, Presiden Direktur CPRO, pekan lalu.

Kondisi ekonomi negara tujuan ekspor CPRO yaitu Amerika dan Eropa yang saat ini sedang mengalami krisis ekonomi menjadi pertimbangan perusahaan. “Kami tidak bisa mematok kenaikan harga karena bergantung pada kemampuan penyerapan pasar di negara tersebut," kata Mahar.

Namun dia mengatakan, tahun lalu CPRO berhasil menaikkan harga rata-rata 18%-20% dibanding tahun 2009, menjadi US$ 8,65 per kg udang. Tahun ini, CPRO akan kembali berusaha menaikkan harga jual produknya.

Dengan asumsi adanya kenaikan nilai jual, manajemen CPRO mematok target pendapatan tahun 2011 sama seperti tahun sebelumnya, sebesar Rp 6,24 triliun.

Tahun ini, CPRO memang tidak seagresif sebelumnya. Maklum, PT Aruna Wijaya Sakti (AWS) yang merupakan mitra tambak CPRO masih terlibat kisruh dan berhenti beroperasi sejak 7 Mei 2011 lalu. Padahal, kalau melihat catatan tahun lalu, kontribusi AWS sekitar 27,08% dari total keseluruhan produksi udang CPRO sebanyak 51.401 ton.

Manajemen CPRO mengaku belum memiliki target kapan AWS berproduksi kembali. Untuk menutupi kekurangan dari AWS, CPRO berusaha meningkatkan produksi Centralpertiwi Bahari (CPB) dan Wachyuni Mandira (WM).

CPRO memproyeksikan CPB menaikkan produksi 20% dibanding tahun lalu yang sebesar 9.512 ton. Sedangkan produksi WM ditargetkan naik 5% dari 27.607 ton.

Mahar mengatakan, produksi di kedua tambak tersebut tak bisa digenjot lebih tinggi lagi karena asas kehati-hatian, mengingat virus yang menyerang tambak belum berhasil diatasi sepenuhnya.

Sekadar gambaran, kerapatan tambak udang CPB saat ini hanya sekitar 60-70 udang per meter persegi, padahal kerapatan yang normal di atas 115 udang per meter persegi.

Tahun ini, perusahaan menganggarkan belanja modal (capex) senilai Rp 60 miliar untuk membiayai perawatan rutin perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×