Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Fundamental data yang buruk gagal mengikis laju harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Dukungan terbesar datang dari pelemahan Ringgit Malaysia yang masih terus terjadi dan naiknya harga minyak mentah dunia.
Mengutip Bloomberg, Senin (7/11) pukul 13.25 WIB harga CPO kontrak pengiriman Januari 2017 di Malaysia Derivative Exchange melesat 1,35% di level RM 2.773 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.
“Pelemahan ringgit dan kenaikan harga minyak mentah jadi penopang utama kenaikan harga CPO,” kata Josephine Goh, Associate Director of Futures and Commodities RHB Investment Bank seperti dikutip dari Bloomberg. Per Senin (7/11) pukul 14.35 WIB posisi USD/MYR melesat 0,27% di level RM 4.210.
Padahal jika berkaca secara fundamental, tekanan negatif bagi harga CPO masih besar. Pertama, survei Bloomberg masih menunjukkan stok CPO Malaysia Oktober 2016 diprediksi membengkak 7,7% menjadi 1,67 juta ton dibanding bulan sebelumnya.
Sementara, produksi diperkirakan naik 0,6% menjadi 1,73 juta ton dengan ekspor yang bisa turun 5,5% menjadi 1,37 juta ton. Hanya saja memang ini masih perkiraan, pasar akan menanti data resmi yang akan dirilis Malaysia Palm Oil Board pada 10 November 2016 mendatang
Menurut Goh, hingga ada sentimen yang lebih jelas terutama dari sisi produksi dan permintaan maka harga CPO akan terus bergerak di kisaran RM 2.700 – RM 2.800 per metrik ton. Hal ini terjadi karena ketidakpastian yang menyelimuti pasar global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News