Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau crude palm oil (CPO) maju ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir. Kekhawatiran terhambatnya panen sawit di Malaysia akibat banjir, memicu spekulasi suplai bakal seret.
Kontrak CPO untuk pengiriman Maret di Malaysia Derivatives Exchange reli 0,6% ke posisi RM 3.089 atau setara US$ 972 per metrik ton. Ini level tertinggi sejak 9 Desember. Kontrak yang sama mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 3.083 per metrik ton di Kuala Lumpur.
Hari ini, Departemen Meteorologi Malaysia melaporkan, hujan mungkin akan terus berlanjut di selatan Johor sampai 24 Desember, yang bisa memicu banjir di daerah dataran rendah. Kondisi ini diperkirakan mungkin akan mengganggu panen sawit di negara ini. Malaysia tercatat sebagai negara kedua terbesar produsen minyak sawit dunia.
Ryan Long, Vice president of futures and options di OSK Holdings Bhd. menyebut, masih ada kekhawatiran terkait musim hujan di Malaysia dan banjir yang dilaporkan melanda Johor beberapa hari lalu. "Begitu hujan berhenti, harga mungkin mulai bergerak lebih rendah, mungkin di bulan depan," ujarnya di Kuala Lumpur.
Data Malaysian Palm Oil Board menunjukkan, per November, produksi minyak sawit Malaysia turun 14,8% menjadi 1,6 juta ton. Ini level terendah dalam tujuh bulan, setelah musim panen puncak berakhir. Sementara, stok berkurang 1,5% menjadi 2,1 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News