kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CPO bakal kembali masuk masa suram


Jumat, 12 Januari 2018 / 06:30 WIB
CPO bakal kembali masuk masa suram


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) kembali goyah setelah cadangan CPO Malaysia membengkak. Kamis (11/1) pukul 19.00 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Maret 2018 di Malaysia Derivative Exchange melorot 2,1% ke level RM 2.567 per metrik ton. Dalam sepekan, harga CPO juga tergerus 0,17%. 

Cadangan CPO Malaysia di akhir 2017 mencapai 2,73 juta ton atau naik 7,1%. Menurut Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono, ini adalah posisi persediaan CPO Malaysia yang tertinggi sejak November 2015 lalu.

Padahal di awal pekan ini, harga CPO berhasil menguat. Harga naik berkat sentimen kenaikan ekspor CPO Malaysia. Desember lalu, ekspor CPO Malaysia naik 4,4% menjadi 1,42 juta ton. 

Deddy Yusuf Siregar, Analis Asia Tradepoint Futures, menambahkan, kelebihan produksi dapat terjadi di tahun ini. Karena dari dalam negeri, produksi CPO 2018 diperkirakan meningkat dari 32 juta ton menjadi 34 juta ton. 

Kenaikan produksi ini akan mempengaruhi harga sepanjang tahun ini. "Untuk jangka panjang ada peluang harga akan tertekan," terang Deddy.

Jatuhnya harga CPO membuat pemerintah Malaysia bertindak cepat. Pemerintah negeri jiran ini memilih menangguhkan pemberlakukan pajak ekspor demi mengerek permintaan CPO.

Menurut Wahyu, keputusan Malaysia ini diharapkan dapat membuat tingkat ekspor CPO ke negara-negara seperti India, Pakistan, China dan Eropa, bisa naik 30%-50%. Apalagi perayaan Imlek sudah dekat. Saat perayaan tahun baru China tersebut, permintaan CPO biasanya melesat. 

Sedangkan Deddy memperkirakan, di Januari ini, impor CPO dari China tumbuh signifikan dibanding bulan sebelumnya. Dalam perhitungan dia, sentimen positif tersebut bisa membawa harga CPO bergerak di kisaran RM 2.480-RM 2.680 per metrik ton.

Tapi CPO juga harus mewaspadai kenaikan nilai tukar ringgit Malaysia. "Ringgit yang menguat menjadi ancaman bagi harga CPO," ujar Wahyu. 

Selain itu, para produsen kelapa sawit tengah mendapat ancaman larangan ekspor dari Uni Eropa. Selama ini, kawasan benua biru tersebut merupakan pasar besar untuk biofuel kelapa sawit Malaysia. Jika larangan tersebut benar-benar diterapkan, harga CPO akan terpuruk dalam.

Melihat sentimen-sentimen tersebut, Wahyu memprediksi harga CPO akan bergerak di kisaran RM 2.550-RM 2.700 per metrik ton. Sedangkan Deddy memprediksi, harga CPO dalam sepekan ke depan akan bergerak dengan rentang pergerakan RM 2.570-RM 2.622 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×