Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali naik. Penangguhan pajak ekspor Malaysia diperkirakan menjadi katalis positif yang bisa mengangkat harga. Tingkat permintaan dari India yang selama ini menunjukkan tren penurunan kemungkinan bisa kembali pulih.
Mengutip Bloomberg, Rabu (10/1), harga CPO kontrak pengiriman Maret 2018 di Bursa Derivative Malaysia ditutup menguat 0,96% ke level RM 2.622 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Sedangkan jika dibandingkan sepekan lalu, harga hanya menguat sekitar 0,61%.
"Dengan penghapusan pajak, India akan bisa membeli lebih banyak minyak sawit," kata Sandep Bajoria, Chief Executive Officer perusahaan broker minyak nabati Sunvin Group seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (10/1).
Apalagi musim dingin di India akan berakhir pada bulan Januari. Biasannya setelah itu, permintaan minyak sawit akan meningkat secara substansial. Hal itu akan membuat harga ekspor CPO Malaysia akan kembali kompetitif di tengah harga minyak kedelai yang semakin mahal.
Adapun penangguhan penerapan bea ekspor itu berlaku mulai 8 Januari 2018 sampai 7 April 2018. Keputusan itu dibuat setelah India meningkatkan bea impor minyak nabati pada bulan November. Sejak itu ekspor bulan November pembelian minyak sawit Malaysia turun 11%, atau merupakan penurunan pertama dalam 10 bulan terakhir.
Sementara, Sathia Varqa, pemilik Palm Oil Analytics di Singapura melihat penundaan penerapan bea impor itu tidak akan berpengaruh untuk tingkat permintaan dari China. Menurutnya, sejauh ini kesepakatan penjualan untuk bulan Januari, Februari hingga Maret telah mulai dikirimkan dari sekarang.
"Mereka hanya menikmati keringanan pajak," terangnya.
Sekadar catatan, sebelum menunda kenaikan pajak, pemerintah Malaysia juga telah menurunkan bea ekspor bulan Januari 2018. Jika sebelumnya bea ekspor Desember 2017 ditetapkan 6%, maka untuk bulan Januari dipangkas menjadi 5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News