kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.154   46,00   0,28%
  • IDX 7.067   83,00   1,19%
  • KOMPAS100 1.055   14,78   1,42%
  • LQ45 830   12,68   1,55%
  • ISSI 214   1,66   0,78%
  • IDX30 423   6,60   1,59%
  • IDXHIDIV20 510   7,72   1,54%
  • IDX80 120   1,70   1,43%
  • IDXV30 125   0,56   0,45%
  • IDXQ30 141   1,99   1,43%

CPO masih berpotensi mekar di kuartal I


Kamis, 11 Januari 2018 / 20:28 WIB
CPO masih berpotensi mekar di kuartal I
ILUSTRASI. Minyak sawit mentah (CPO)


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walaupun masih tertekan kenaikan cadangan Malaysia, tetapi prospek minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) diyakini masih cukup positif hingga akhir kuartal I 2018. Penangguhan pemberlakuan pajak ekspor oleh pemerintah negeri Jiran dan kenaikan permintaan menjelang perayaan Tahun Baru China, berpeluang mengangkat harga.

Wahyu Tribowo Laksono, analis PT Central Capital Futures memperkirakan, penghentian sementara pajak ekspor CPOoleh pemerintah Malaysia bisa mendorong kenaikan ekspor di kemudian hari. Aturan tersebut diharapkan bisa mendorong ekspor kelapa sawit ke India, Pakistan, China dan Eropa tumbuh sekitar 30%-50%.

Di akhir 2017, India tercatat sebagai pengimpor CPO terbesar. Pada Desember lalu persentasenya mencapai 12,2%, diikuti Uni Eropa 12% dan China 11,9%. Namun, jika dilihat sepanjang tahun 2017, permintaan dari China dan Pakistan terlihat cukup menopang ekspor Malaysia.

“Selain itu, penangguhan pajak ekspor juga bisa meringankan tekanan pada persediaan CPO yang cukup tinggi saat ini,” paparnya kepada Kontan, Kamis (11/1)

Menurut Wahyu, tindakan pemerintah untuk menerapkan suspensi pajak ekspor di awal tahun seperti sekarang ini merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan permintaan jelang perayaan Tahun Baru China. Meski masih tergolong musim dingin tetapi permintaan CPO saat Imlek tetap mampu mendorong penguatan harga.

Wahyu menebak di akhir kuartal I, harga CPO bisa bertengger pada RM 2.450-RM 2.750 per metrik ton.

Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoint Futures menilai, walaupun produksi CPO Indonesia dan Malaysia tahun ini diperkirakan bertambah, tetapi di kuartal I pergerakan harga masih tertolong kenaikan permintaan dari China.

“Sampai pertengahan Februari biasanya China akan terus melakukan impor CPO,” ungkapnya.

Ia memperkirakan pada Januari ini, impor CPO China tumbuh signifikan dari bulan sebelumnya. Dalam perhitungannya sentimen positif tersebut bisa membawa harga berada pada kisaran RM 2.480-RM 2.680 per metrik ton.

Mengutip Bloomberg, Kamis (11/1), harga CPO kontrak pengiriman Maret 2017 di Malaysia Derivative Exchange ditutup turun tajam 2,1% ke level RM 2.567 per metrik ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×