kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Covifor mulai dipasarkan, simak rekomendasi saham Kalbe Farma (KLBF)


Kamis, 01 Oktober 2020 / 18:52 WIB
Covifor mulai dipasarkan, simak rekomendasi saham Kalbe Farma (KLBF)
ILUSTRASI. Kalbe Farma (KLBF) menandatangani perjanjian kerjasama untuk memasarkan Covifor (Remdesivir) di Indonesia.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Amarox Pharma Global untuk memasarkan Covifor (Remdesivir) di Indonesia. Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius mengungkapkan, Covifor siap dipasarkan dan didistribusikan sejak hari ini, Kamis (1/10). 

"Covifor sudah siap dipasarkan dan didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia melalui jaringan pemasaran dan distribusi Kalbe," jelas Vidjongtius dalam konferensi pers peluncuran obat antivirus Covifor (Remdesivir) yang digelar secara daring, Kamis (1/10). 

Amarox Pharma Global  merupakan anak usaha dari Hetero, salah satu perusahaan farmasi generik di India dan produsen obat antiretroviral di dunia. Adapun produk Covifor (Remdesivir) Injection diproduksi di fasilitas produksi Hetero di Hyderabad, India. 

Mengutip keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (1/10), fasilitas produksi tersebut telah memenuhi standar yang disetujui oleh otoritas regulasi global seperti USFDA dan EU. Adapun fasilitas produksi juga siap ditingkatkan produksinya guna memenuhi persyaratan skala besar. 

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) lepas 51% kepemilikan saham di Kalbe Milko Indonesia

Sekadar informasi, di India, Hetero adalah perusahaan pertama yang meluncurkan Remdesivir generik dan telah memasok sekitar 800.000 dosis obat untuk lebih dari 100.000 pasien di berbagai negara.

Dalam rangka memperluas akses ke pengobatan Covid-19, Gilead Sciences Inc memperluas voluntary non-exclusive license kepada Hetero pada bulan Mei 2020 yang lalu. Adapun Hetero diperkenankan untuk memproduksi dan mendistribusikan Remdesivir ke 127 negara, termasuk Indonesia. Sebelumnya, perusahaan itu juga telah memasok Remdesivir ke Asia, Afrika, dan beberapa Negara Amerika Latin serta Commonwealth of Independent States (CIS).

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Rendy Wijaya mengamati, pemasaran dan distribusi Corvifor merupakan langkah positif untuk mendukung kinerja KLBF ke depan. 

Walau kontribusi dari penjualan Covifor belum dapat dipastikan, Rendy melihat produk ini dapat meminimalisir penurunan pendapatan dari segmen obat resep. Sepanjang semester I 2020, pendapatan dari penjualan obat resep tercatat turun 4% year on year (yoy). Tekanan ini dipicu penurunan jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit yang mengakibatkan permintaan untuk obat resep ikut menurun. 

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) mulai distribusi Covifor, harganya Rp 3 juta per vial

Sekadar informasi, kontribusi penjualan Covifor belum dapat dipastikan karena bergantung pada permintaan pasar. Saat ini pihak KLBF tengah menghitung kebutuhan remdesivir dari seluruh wilayah di Indonesia. Yang jelas, KLBF akan terus berkoordinasi dengan Hetero dan Amarox Global Pharma untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara bertahap. 

Kendati masih belum pasti, Rendy mengamati potensi permintaan Covifor akan tinggi, mengingat kasus positif Covid-19 masih bertambah sejauh ini. Oleh karenanya, distribusi Covifor ini menjadi sentimen positif bagi saham KLBF. Dia pun merekomendasikan buy untuk KLBF dengan target harga Rp 1.850. 

"Dengan potensi kenaikan harga saham yang masih cukup tinggi dari estimasi target harga tersebut, harga saat ini bisa menjadi entry point yang menarik jika investor ingin mengakumulasi saham KLBF," jelas Rendy kepada Kontan.co.id, Kamis (1/10). 

Tidak jauh berbeda, Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika juga belum bisa memperhitungkan dampak distribusi Covifor ke kinerja KLBF. Ia masih wait and see untuk informasi lebih lanjut. 

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) teken pemasaran remdesivir, Mirae rekomendasi trading buy

Walau begitu, dia menilai, pemasaran produk Covifor melalui jaringan distribusi KLBF tetap menjadi sentimen positif bagi harga sahamnya. "Sampai dengan saat ini, kami masih merekomendasikan buy KLBF dengan target harga Rp 1.870 per saham untuk setahun ke depan," kata Putu kepada Kontan.co.id, Kamis (1/10).

Adapun rekomendasi ini juga mempertimbangkan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang masih meningkat dan sentimen vaksin yang kemungkinan besar akan dikomersialisasikan di tahun 2021. 

Mengutip data dari RTI Business, pada penutupan perdagangan Kamis (1/10), harga saham KLBF tercatat menguat 3,87% ke Rp 1.610. Volume perdagangan mencapai 84,7 juta saham dengan nilai mencapai Rp 137,71 miliar. Adapun frekuensinya mencapai 11.623 kali. 

Selama sepekan terakhir saham KLBF tercatat menguat 6,27%. Adapun penguatan signifikan telah terjadi selama enam bulan terakhir, hingga 61,81%. Akan tetapi jika dilihat sejak awal tahun, sahamnya masih terkikis 0,62%. 

Baca Juga: Presiden: Vaksin Covid-19 akan disuntikkan ke 180 juta orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×