Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Sekadar informasi, kontribusi penjualan Covifor belum dapat dipastikan karena bergantung pada permintaan pasar. Saat ini pihak KLBF tengah menghitung kebutuhan remdesivir dari seluruh wilayah di Indonesia. Yang jelas, KLBF akan terus berkoordinasi dengan Hetero dan Amarox Global Pharma untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara bertahap.
Kendati masih belum pasti, Rendy mengamati potensi permintaan Covifor akan tinggi, mengingat kasus positif Covid-19 masih bertambah sejauh ini. Oleh karenanya, distribusi Covifor ini menjadi sentimen positif bagi saham KLBF. Dia pun merekomendasikan buy untuk KLBF dengan target harga Rp 1.850.
"Dengan potensi kenaikan harga saham yang masih cukup tinggi dari estimasi target harga tersebut, harga saat ini bisa menjadi entry point yang menarik jika investor ingin mengakumulasi saham KLBF," jelas Rendy kepada Kontan.co.id, Kamis (1/10).
Tidak jauh berbeda, Analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika juga belum bisa memperhitungkan dampak distribusi Covifor ke kinerja KLBF. Ia masih wait and see untuk informasi lebih lanjut.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) teken pemasaran remdesivir, Mirae rekomendasi trading buy
Walau begitu, dia menilai, pemasaran produk Covifor melalui jaringan distribusi KLBF tetap menjadi sentimen positif bagi harga sahamnya. "Sampai dengan saat ini, kami masih merekomendasikan buy KLBF dengan target harga Rp 1.870 per saham untuk setahun ke depan," kata Putu kepada Kontan.co.id, Kamis (1/10).
Adapun rekomendasi ini juga mempertimbangkan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang masih meningkat dan sentimen vaksin yang kemungkinan besar akan dikomersialisasikan di tahun 2021.
Mengutip data dari RTI Business, pada penutupan perdagangan Kamis (1/10), harga saham KLBF tercatat menguat 3,87% ke Rp 1.610. Volume perdagangan mencapai 84,7 juta saham dengan nilai mencapai Rp 137,71 miliar. Adapun frekuensinya mencapai 11.623 kali.
Selama sepekan terakhir saham KLBF tercatat menguat 6,27%. Adapun penguatan signifikan telah terjadi selama enam bulan terakhir, hingga 61,81%. Akan tetapi jika dilihat sejak awal tahun, sahamnya masih terkikis 0,62%.
Baca Juga: Presiden: Vaksin Covid-19 akan disuntikkan ke 180 juta orang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News