Sumber: Reuters |
JAKARTA. CLSA Asia Pacific Markets memangkas target harga PT Adaro Energy ke Rp 1.100 dari sebelumnya Rp 1.350. CLSA mempertahankan rekomendasi jual untuk saham emiten batubara itu.
CLSA melihat pengeluaran operasional ADRO akan menggelembung. Karenanya, CLSA menurunkan proyeksi kinerja ADRO.
"Problem yang lebih besar dan tak mudah untuk dikelola adalah kenaikan beban operasional berulang sebesar 20%," kata analis CLSA Abdullah Hashim dan Hendy Soegiarto dalam laporan risetnya, Jumat (22/3).
Mereka menulis bahwa pertumbuhan produksi Adaro mengecewakan dibandingkan produsen batubara besar lainnya.
Selain itu, CLSA khawatir atas penyusutan nilai anak usaha ADRO, Bhakti Energi Persada (BEP) sebesar US$ 146 juta di kuartal keempat 2012. Adaro mengakuisisi BEP di Mei 2012.
Hari ini, saham ADRO anjlok 5,19% ke Rp 1.280 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News