kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CITA optimistis ekspor bauksit mengerek kinerja


Selasa, 10 Oktober 2017 / 06:25 WIB
CITA optimistis ekspor bauksit mengerek kinerja


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) mengantongi izin ekspor mineral grade bauxite (MGB) atau bauksit yang sudah diolah dengan kuota 3,56 juta ton per tahun. Perusahaan ini meraih persetujuan ekspor (PE) produk pertambangan kriteria tertentu pada 4 Oktober 2017.

Izin tersebut dikeluarkan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan dan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM. Kedua instansi itu menerbitkan rekomendasi persetujuan ekspor produk pertambangan dengan kriteria tertentu. "Tentunya positif, karena ke depan CITA akan ekspor langsung ke luar negeri dalam bentuk MGB," ujar Yusak Lumba Pardede, Direktur CITA, kepada KONTAN, kemarin.

Keputusan tersebut akan melengkapi integrasi usaha CITA yang telah memiliki fasilitas pemurnian bauksit menjadi Alumina (Smelter Grade Alumina/SGA). Yakni, melalui entitas asosiasi PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW AR). Sebelum ada keputusan izin ekspor, CITA menjual seluruh produksi bauksit mereka ke WHW.

Sepanjang 2017, targetnya hanya menyuplai WHW. CITA pun mengalokasikan 1,1 juta ton MGB ke WHW. Lantaran sudah mengantongi izin ekspor, emiten ini akan menggenjot produksi MGB hingga dua juta ton. "Ini sudah memperhitungkan rencana ekspor tiga bulan ke depan, dengan asumsi sampai akhir tahun nanti bisa ekspor hingga 800.000 ton," tambah Yusak.

Yusak menyatakan, perolehan izin akan menambah pangsa pasar. CITA juga akan melanjutkan kontrak dengan WHW. "Kami sedang menghitung revisi proyeksi pendapatan dan laba," ungkapnya.

CITA sudah membidik negara tujuan ekspor. Saat ini, sebagian besar produk MGB dijual ke China. Pasar lainnya adalah Timur Tengah dan Malaysia, meski tak signifikan. "Kontrak sedang disiapkan dengan salah satu calon buyer dari China," kata Yusak.

CITA mengoperasikan konsesi tambang bauksit di Kecamatan Simpang Hulu dan Kecamatan Simpang Dua, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Tambang dioperasikan anak usahanya: PT Harta Prima Abadi Mineral dan PT Karya Utama Tambangjaya.

Sementara WHW sebagian besar milik China Hongqiao Group Ltd dengan porsi 55%. CITA memiliki 30% saham. Sisanya Winning Investment dan Shandong Weiqiao Aluminium Electricity, masing-masing 10% dan 5%.

Muhammad Nafan Aji, Analis Binaarta Parama Sekuritas, menilai, pemberian izin ekspor bauksit akan membuka peluang baru bagi CITA untuk memperbaiki kinerja. Secara global, permintaan bauksit dunia masih tinggi karena sebelumnya Tiongkok membuat regulasi mengenai larangan penggunaan bahan eksplosif dalam kegiatan pertambangan bauksit di negaranya.

Cuma Nafan bilang, beban utang CITA saat ini masih besar. Maka, emiten ini belum mampu mencetak laba bersih. "Saat ini, DER CITA 1,95. Jadi, perlu komitmen kuat dalam menghasilkan laba bersih ke depannya," ujar Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×