Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun tertekan di kuartal I 2023, kinerja PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) diperkirakan akan sedikit membaik pada kuartal-kuartal selanjutnya.
Sebagai pengingat, TAPG mencatatkan pendapatan turun 12,09% year on year (YoY) menjadi Rp 1,92 triliun dari Rp 2,19 triliun. Alhasil, laba bersih emiten sawit ini terkoreksi 66,26% YoY menjadi Rp 294,7 miliar dari sebelumnya Rp 873,5 miliar.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Yasmin Soulisa memaparkan, merosotnya pendapatan perseroan akibat harga jual yang lebih rendah. Maklum, pada kuartal I 2023, harga jual rata-rata CPO turun 17,1% YoY menjadi Rp 11.910/kg sedangkan inti sawit (PK) turun 53% YoY menjadi Rp 5.743/kg.
Sementara tekanan laba bersih diakibatkan oleh biaya pupuk dan pemeliharaan infrastruktur.
Baca Juga: Kinerja Emiten Transportasi dan Logistik Diprediksi Positif pada Semester II
"Kerugian selisih kurs yang belum direalisasikan sebesar Rp 63 miliar turut menekan laba bersih perseroan," tulisnya dalam riset, Rabu (3/5).
Meski begitu, dari produksi mulai alami pemulihan setelah produksi yang kuat di tahun 2022. Produksi tandan buah segar (TBS) mencapai 619 ribu ton di kuartal I 2023, turun 12,1% YoY. Hasil panen TBS perusahaan turun menjadi 4,7 ton/ha sementara tahun lalu masih tercatat 5,4 ton/ha.
Beriringan, produksi CPO dan PK juga mengalami penurunan, namun curah hujan yang lebih rendah di awal tahun 2023 menyebabkan penyerbukan yang lebih baik. Sehingga membuat tingkat ekstraksi minyak (OER) sedikit lebih tinggi di 22,82% pada kuartal I 2023 dibandingkan dengan tahun lalu di 22,81%.
Menurut Yasmin, hal itu sedikit mengimbangi penurunan produksi CPO yang hanya turun 9,1% YoY menjadi 200 ribu ton. Kemudian produksi palm kernel (PK) turun -12,8% YoY menjadi 41 ribu ton.
Untuk tahun ini, ia menyebut TAPG akan fokus pada pengembangan infrastruktur dan kegiatan pemupukan sebagai persiapan untuk meningkatkan produksi pasca periode pemulihan.
"Produksi TBS diperkirakan akan meningkat pada kuartal-kuartal berikutnya, sejalan dengan iklim yang lebih netral," katanya.
Namun menyusul penurunan kinerja di kuartal I, Ciptadana Asia Sekuritas merevisi turun proyeksi pendapatan TAPG sebesar 7% dari target sebelumnya menjadi Rp 8,59 triliun. Perhitungan tersebut juga melihat dari pemulihan moderat pada produksi tahun ini.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Emiten Teknologi dari Analis Berikut Ini
Sementara untuk proyeksi laba bersih juga diturunkan akibat kenaikan harga pokok produksi sebesar 59,6% dari target sebelumnya menjadi Rp 1,21 triliun.
"Valuasi DCF kami dengan WACC 12,3% menghasilkan target harga 2023 yang lebih rendah di Rp 720 dari sebelumnya Rp 1.290, tetapi masih menawarkan kenaikan 17%, oleh karena itu kami menegaskan kembali peringkat buy," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News