kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ciptadana Sekuritas Rekomendasikan Beli Saham TBLA, Simak Ulasannya


Selasa, 31 Januari 2023 / 07:15 WIB
Ciptadana Sekuritas Rekomendasikan Beli Saham TBLA, Simak Ulasannya


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memastikan siap untuk memberlakukan program biodiesel B35 pada 1 Februari 2023. Analis menilai, salah satu emiten yang akan terkena imbas positifnya adalah PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA).

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Yasimn Soulisa mengatakan, TBLA akan menggenjot produksi biodiesel tahun ini seiring Indonesia akan memulai implementasi pencampuran biodiesel 35% atau B35 pada Februari. Sampai tahun lalu, TBLA menghasilkan 33% dari pendapatan kelapa sawitnya dari produksi dan penjualan biodiesel.

Tahun ini, Yasmin menyebutkan perseroan telah menerima kontrak penjualan biodiesel sebanyak 402.298 kl atau fatty acid methyl ether (FAME), naik 15,8% dibandingkan tahun 2022.

"Kontrak penjualan biodiesel TBLA akan meningkat secara bertahap, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong mandat pencampuran," tulisnya dalam riset, Senin (30/1).

Baca Juga: Harga Batubara Melandai, Intip Rekomendasi Saham dari Analis Berikut Ini

Yasmin menilai TBLA merupakan pemain kuat di industri minyak goreng dalam negeri, menjual minyak goreng premium yaitu Rose Brand dengan harga berkisar antara Rp16.500 - 25.000 per liter. Pihaknya memproyeksikan peningkatan penjualan sekitar 12.000 ton minyak goreng pada tahun 2023 menjadi 342.994 ton, dari perkiraan 330.592 ton pada tahun 2022, sejalan dengan pertumbuhan produksi CPO.

Menggabungkan produksi CPO dan pengoptimalan penyulingan yang lebih tinggi setiap tahunnya, Ciptadana Sekuritas Asia memperkirakan penjualan minyak goreng akan mencapai CAGR sebesar 5,5% selama 2015 - 2024. Proyeksi tersebut didasarkan pada hasil TBS rata-rata sedang sebesar 13 ton/ha sampai akhir periode perkiraannya, bukan yang tertinggi dari tandan, karena lebih dari 16% dari total area tertanam masih belum menghasilkan.

Perkebunan kelapa sawit TBLA sendiri terdiri dari 52.791 ha areal yang menghasilkan dan 10.328 ha kebun belum menghasilkan per 30 September 2022, dengan profil umur sekitar 13 tahun yang masih dalam batas umur premium untuk pohon kelapa sawit. Selain faktor eksternal (cuaca ekstrim dan kekurangan tenaga kerja), hasil TBLA harus meningkat sejalan dengan lebih banyak perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan tanaman muda.

Di sisi lain, Indonesia terus mengalami defisit pasokan gula seiring dengan meningkatnya konsumsi. Tahun lalu, TBLA mendapat alokasi kuota impor gula mentah tertinggi sepanjang masa sebesar 300.000 ton dan pihaknya memproyeksikan setidaknya kuota serupa di tahun ini, jika tidak lebih tinggi.

Persediaan gula TBLA yang tinggi saat ini dari impor maupun produksi pabrik gula internal akan berpotensi mendorong penjualan gula yang kuat selama musim pasca panen tebu di kuartal I 2023, ketika persediaan gula nasional secara musiman berada pada titik terendah. TBLA akan terus mendapatkan keuntungan dari pasokan gula dalam negeri yang terbatas meskipun risiko penurunan tetap ada, misalnya perubahan ketentuan impor dan penerapan batasan harga eceran.

Untuk memenuhi praktik ESG, perkebunan dan pabrik TBLA sedang dalam proses mendapatkan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Perseroan menerapkan kebijakan tanpa pembakaran dan mempertahankan praktik keberlanjutan untuk perkebunan baru dan yang sudah ada.

Baca Juga: Bisa Raih Pendapatan di Atas Rp 100 Triliun, Simak Rekomendasi Sejumlah Saham Ini

TBLA juga turut ambil bagian dalam pengurangan emisi karbon melalui pengoperasian 2 pembangkit listrik tenaga biogas di Lampung. Selain itu, enam pabrik CPO dan pabrik gula Perseroan menggunakan biomassa untuk menghasilkan listrik.

Yasmin memperkirakan pendapatan TBLA tahun ini mencapai Rp 18,21 triliun, naik dari proyeksi tahun 2022 sebesar Rp 16,38 triliun. Sementara laba bersih diperkirakan mencapai Rp 1,01 triliun dari sebelumnya Rp 815 miliar.

Dengan demikian, Ciptadana Sekuritas Asia mempertahankan rating beli TBLA dengan target harga Rp 1.150.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×