Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek industri hiburan terutama bioskop dinilai akan merekah tahun ini. Ini seiringan dengan peningkatan mobilitas dan peningkatan jumlah masyarakat.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian menjelaskan untuk tahun ini, industri bioskop masih baik karena mendapat katalis dari pencabutan status pandemi menjadi endemi.
"Hal ini membuat masyarakat lebih tertarik untuk melakukan aktivitas di luar rumah, termasuk menonton film secara langsung di bioskop," ujar dia kepada Kontan, Jumat (7/7).
Fajar menilai kehadiran platform Over The Top (OTT) dinilai belum akan mengganggu pasar bioskop. Menurutnya perlu waktu lama untuk platform OTT untuk mendisrupsi industri bioskop di tanah air.
Baca Juga: Cinema XXI Menggelar IPO, Menarik Untuk Dilirik?
Sementara itu, Direktur Utama Nusantara Sejahtera Raya Hans Gunadi menuturkan antusiasme masyarakat Indonesia untuk kembali menonton film di bioskop yang sudah berangsur-angsur pulih sejak 2022.
Perusahaan riset pasar global Euromonitor International melaporkan negara maju rata-rata memiliki 84,3 layar per satu juta penduduk. Sementara Asia Tenggara rata-rata memiliki 30,2 layar per satu juta penduduk.
Sedangkan Indonesia baru memiliki 7,6 layar per satu juta penduduk dengan total layar bioskop dari seluruh operator di Indonesia hingga akhir 2022 diestimasi sekitar 2.107 layar.
"Kami optimistis terhadap perkembangan industri hiburan di tanah air karena didukung oleh budaya menonton film yang kuat serta potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia masih sangat besar," kata Hans.
Seiringan dengan itu, Hans menilai momen ini merupakan saat yang tepat bagi Cinema XXI untuk penggelaran penawaran umum saham perdana saham perdana alias Initial Public Offering (IPO).
Baca Juga: Bursa Efek Indonesia Laporkan Ada 46 Calon Emiten Antre Dalam Pipeline IPO
Adapun Cinema XXI akan menawarkan sebanyak-banyaknya 8,33 miliar saham dengan nominal Rp 8 per saham. Ini setara dengan 10% dari modal ditempatkan dan disetor usai IPO.
Nusantara Sejahtera Raya memang harga penawaran dalam rentang Rp 270–Rp 288 per saham. Dus, Cinema XXI berpotensi mengantongi dana segar sebanyak-banyaknya Rp 2,40 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News