Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chitose Internasional Tbk (CINT) mengejar sumber pendapatan baru dengan menambah kegiatan usaha. Emiten produsen furnitur ini menggelar ekspansi dengan merambah bisnis perdagangan besar alat laboratorium, alat farmasi dan alat kedokteran.
Direktur Sales Marketing Chitose Internasional, Susanto menyatakan bahwa aksi ini telah melalui studi kelayakan usaha. CINT melirik pengembangan bisnis yang lebih luas seiring dengan permintaan yang berkesinambungan dari pasar kesehatan, terutama untuk produk-produk furnitur penunjang aktivitas kesehatan.
Penambahan kegiatan usaha ini juga sudah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Produk yang akan digarap CINT antara lain ranjang rumah sakit manual dan elektrik, tiang infus, meja makan pasien, emergency bed, ranjang rawat bayi, serta dapat memasarkan produk alat kesehatan lain yang relevan.
Di samping menangkap peluang dari pasar industri kesehatan, Susanto mengatakan langkah CINT ini sejalan dengan program pemerintah yang ingin menggenjot produk dalam negeri. Sebab, sektor kesehatan menjadi salah satu industri dengan paparan produk impor yang masih tinggi.
Baca Juga: Astra Otoparts (AUTO) Sebut Produksi Komponen Kendaraan Listrik Masih Minim
"Jadi ada urgensi dan peluang usaha, selaras antara permintaan pasar dan kesanggupan kami untuk menyediakannya. Potensi ke depan akan bagus," kata Susanto dalam paparan publik yang digelar Senin (22/4).
Direktur Chitose Internasional, R. Nurwulan Kusumawati mengungkapkan CINT sudah memproduksi segmen alat kesehatan tersebut. Sehingga dengan penambahan kegiatan usaha ini, CINT tidak lagi bergantung pada pihak ketiga untuk melakukan penjualan dan pemasaran.
Dengan begitu, CINT juga tidak memerlukan investasi tambahan.
"Dengan ini kami bisa melakukan penjualan langsung, sehingga bisa memaksimalkan keuntungan dan penetrasi pasar. Untuk usaha perdagangan tidak ada biaya investasi tambahan, karena memanfaatkan sumber daya yang ada," kata Nurwulan.
Adapun pada tahun ini CINT menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 2,9 miliar. Tak jauh berbeda dari realisasi capex tahun lalu sekitar Rp 2,5 miliar.
Dalam dua tahun ini capex CINT cukup stabil lantaran investasi dilakukan bukan untuk revitalisasi mesin besar. CINT mengoptimalkan modal sendiri sebagai sumber pendanaan, meski tidak menutup kemungkinan menggunakan pinjaman perbankan.
Target Konservatif 2024
Meski menambah kegiatan usaha baru, namun CINT belum mau mematok target yang agresif. Pada tahun ini, CINT memproyeksikan penjualan sebesar Rp 450 miliar dengan membidik net profit before tax senilai Rp 13 miliar.
Baca Juga: Begini Prospek Bisnis Unit Bus AKAP Premium Blue Bird (BIRD) pada Tahun 2024
Susanto mengatakan, target ini sudah mempertimbangkan efek sikap wait and see dunia usaha pada awal tahun 2024, seiring adanya Pemilu & Pilpres.
"Kami masih akan melihat keadaan di kuartal III dan IV, jadi kami tetapkan target yang konservatif," ungkapnya.
Sebagai perbandingan, CINT mampu menumbuhkan kinerja pada tahun 2023. CINT meraih penjualan sebesar Rp 456,90 miliar, tumbuh 4,40% secara tahunan (year on year/YoY). CINT pun berhasil membalikkan posisi rugi menjadi laba.
CINT membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 5,86 miliar, lebih baik ketimbang rugi Rp 4,14 miliar pada tahun 2022. Dari jumlah tersebut, CINT meraih laba bersih sebesar Rp 4,20 miliar atau berbalik dari rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan tahun 2022 senilai Rp 5,82 miliar.
Direktur Utama Chitose Internasional, Kazuhiko Aminaka menerangkan peningkatan penjualan dan perbaikan profitabilitas sejalan dengan sikap responsif CINT terhadap dinamika pasar. CINT pun akan kembali mengoptimalkan momentum pertumbuhan sembari tetap menjaga efisiensi.
"Dari aspek produk, kami akan terus mengembangkan produk-produk baru yang sesuai kebutuhan pasar. Segmen pasar juga akan terus dikembangkan dengan meningkatkan penetrasi pada pelanggan-pelanggan dari sektor swasta," tandas Kazuhiko.
Sejalan dengan keberhasilan membalikkan rugi menjadi laba, CINT pun akan membagikan dividen dari laba bersih tahun 2023. CINT bakal menebar dividen sebesar Rp 5 miliar kepada para pemegang sahamnya.
Dari sisi pergerakan saham, CINT saat ini diperdagangkan pada level harga Rp 139 per saham. Pada perdagangan Senin (22/4), harga saham CINT turun 0,71%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News