kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Chandra Asri (TPIA) getol galang dana untuk ekspansi, apa rekomendasi analis?


Rabu, 05 Februari 2020 / 17:19 WIB
Chandra Asri (TPIA) getol galang dana untuk ekspansi, apa rekomendasi analis?
ILUSTRASI. Pimpinan proyek melakukan monitoring pembangunan pabrik Polyethylene (PE) baru berkapasitas 400 ribu ton per tahun di kompleks petrokimia terpadu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) di Cilegon, Banten, Kamis (19/7). Pembangunan pabrik PE dengan nilai


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) terus melakukan ekspansi tahun ini. TPIA getol melakukan penggalangan dana untuk memuluskan rencananya, mulai dari menerbitkan obligasi hingga rights issue.

Akhir Januari, Senin (27/1), emiten produsen petrokimia ini mengumumkan rencana menerbitkan surat utang (obligasi) senilai Rp 750 miliar. Obligasi berkelanjutan II tahap III ini menawarkan tingkat bunga sebesar 8,70% dan pembayaran bunga pertama bakal dimulai pada 12 Mei 2020 dan jatuh tempo pada 12 Februari 2025.

Baca Juga: Chandra Asri (TPIA) bakal tentukan investor strategis CAP 2 pada bulan depan

Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Urusan Korporat Chandra Asri Petrochemical Suryandi mengatakan, dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan TPIA sebagai modal kerja.

Di sisi lain, Chandra Asri Petrochemical juga telah mengantongi restu pemegang saham untuk melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). 

Rights issue ini dilakukan oleh TPIA guna memperkuat kondisi keuangan Perseroan sehubungan rencana TPIA dan anak usaha untuk mengembangkan usaha, salah satunya penambahan kapasitas produksi dan pembangunan pabrik Chandra Asri Perkasa 2 (CAP2).

Baca Juga: Chandra Asri Petrochemical (TPIA) dapat restu gelar rights issue

“Rights issue itu untuk belanja modal pengembangan usaha misalnya penambahan kapasitas, baik di Chandra Asri maupun anak usaha,” ujar Suryandi usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Rabu (5/2). 

Chandra Asri Petrochemical bakal melepas sebanyak-banyaknya 7,16 miliar saham dengan nilai nominal Rp 200 per saham. Namun, pihak TPIA belum bisa mengungkap lebih lanjut ihwal harga pelaksanaan maupun pemegang saham yang mengeksekusi haknya dalam HMETD kali ini.

Kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu, Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai rights issue yang dilakukan oleh TPIA cukup menarik. Sebab, dana yang dihimpun dari hasil rights issue ini akan digunakan untuk mengembangkan usaha Perseroan.

Namun, akan lebih menarik lagi apabila harga pelaksanaan rights issue ini lebih rendah dibanding harga pasar saham TPIA saat ini.

Baca Juga: Kapitalisasi pasar BEI terpangkas Rp 421 triliun

Pada perdagangan hari ini, saham Chandra Asri Petrochemical ditutup melemah 0,29% ke level Rp 8.725 per saham. Apabila rights issue dilaksanakan dengan harga tersebut dan TPIA menerbitkan sebanyak-banyaknya 7,1 miliar saham, maka TPIA berpotensi meraup dan hingga Rp 62,52 triliun.

Head of Research Analyst FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo menilai, aksi korporasi ini cukup menarik sebab TPIA berpotensi mendapatkan dana yang ke depannya dapat digunakan untuk meningkatkan fundamental perusahaan.

Namun, jika dikorelasikan ke harga saham TPIA saat ini, Wisnu menilai dampaknya tidak akan terlihat dalam jangka pendek. Sebab, secara valuasi saham TPIA sudah dianggap mahal dengan Price to Book Value (PBV) sebesar 6,19 kali.

Baca Juga: Simak rekomendasi teknikal saham BRPT, BMRI, dan SMGR untuk hari ini

“Sehingga, kalau kita lihat dengan analisis teknikal juga masih ada peluang tekanan lanjutan pada harga sahamnya,” terang dia kepada Kontan.co.id, Rabu (5/2).

Melansir RTI Business, pergerakan saham TPIA memang kurang prima. Secara year-to-date saham TPIA telah tergerus 15,90%. Untuk itu, Wisnu merekomendasikan untuk wait and see saham TPIA untuk saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×