Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Bernadus menilai, secara historis menjelang siklus pemilu, pasar ekuitas akan cenderung sepi dan cenderung sideways. Terlebih, ketika pemilu digelar untuk memilih presiden yang baru, ketidakstabilan cenderung akan lebih tinggi dibandingkan bila terdapat calon petahana (incumbent).
Sebab, presiden yang baru nantinya akan memiliki kebijakan yang berbeda dengan presiden sebelumnya, misal terkait kebijakan strategis seperti energi baru terbarukan (EBT) dan hilirisasi komoditas.
“Pemilu kita kali ini calon presidennya baru, jadi ketidakstabilannya cukup tinggi sehingga mempengaruhi keputusan investor untuk masuk ke saham,” kata dia.
Baca Juga: Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Analis Untuk Perdagangan Senin (9/10)
Bernadus melihat, salah satu sektor yang akan diuntungkan adalah sektor barang konsumsi (consumer), seiring dengan meningkatnya konsumsi saat kampanye politik. Selain consumer, emiten media juga akan diuntungkan karena melonjaknya belanja iklan untuk kampanye menjelang pemilu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News