kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Cermati Rekomendasi Saham Emiten dengan Kapitalisasi Pasar di Atas Rp 100 Triliun


Minggu, 30 Juli 2023 / 17:12 WIB
Cermati Rekomendasi Saham Emiten dengan Kapitalisasi Pasar di Atas Rp 100 Triliun
ILUSTRASI. Cermati Rekomendasi Saham Emiten dengan Kapitalisasi Pasar di Atas Rp 100 Triliun


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

Namun, sentimen pelemahan harga batubara ini tidak sesignifkan emiten batubara lainnya yang berorientasi ekspor, seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). 

Ini tercermin dari penurunan harga saham BYAN dalam 3 bulan terakhir yang hanya terkoreksi sekitar 7%, dan dalam sebulan perdagangan terakhir saham BYAN menguat lebih dari 25%. Selain itu, secara kinerja keuangan, BYAN tetap mampu mencetak pertumbuhan yang solid.

Berbeda dengan saham perbankan, kapitalisasi pasar saham  PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) cenderung menyusut. Per Jumat (28/7), UNVR berada di posisi ke-10 dengan market caps Rp 148 triliun. Pada kuartal pertama 2023, market caps emiten barang konsumsi ini mencapai Rp 165,9 triliun.

Baca Juga: Saham Bank Lapis Kedua Jadi Top Gainers, Simak Rekomendasi Analis

Meski demikian, Nafan menilai prospek UNVR masih cukup menarik. Prospek emiten consumer ini ditopang oleh ekspansinya ke pasar e-commerce yang diharapkan mampu menopang kinerja penjualan UNVR. 

 

“Inovasi produk juga dilakukan karena saya lihat persaingannya sangat ketat. Tetapi di situlah inovasi dan strategi bisnis akan muncul supaya bisa menciptakan kinerja yang sustainable,” kata Nafan.

Untuk saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Praska menilai saat ini saham emiten teknologi ini masih cenderung bergerak konsolidasi jangka menengah di kisaran Rp 103-Rp 127. 

Tren indikator RSI saat ini masih cenderung bergerak naik. Dia menilai, investor masih tampak wait and see terhadap kinerja saham-saham teknologi e-commerce. Meski demikian, kinerja GOTO secara year-on-year tampak mulai membaik meskipun masih mencatat kerugian.

Baca Juga: Mengintip Peluang di Saham Emiten dengan Aset Jumbo

Di jajaran emiten big caps, Praska merekomendasikan buy saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga Rp 6.900, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan target Rp 4100, dan BBNI dengan target Rp 9.200.

Sementara Nafan merekomendasikan akumulasi saham BBRI dengan target harga pertama Rp 5.600, target harga kedua Rp 5.700, target harga ketiga Rp 5.900, dengan support terdekat Rp 5.350. 

Saham BBCA Juga direkomendasikan akumulasi dengan  target harga pertama Rp 9,325, target harga kedua Rp 9.400, target harga ketiga Rp 9.700, dengan support terdekat Rp 8.950.

Dia juga merekomendasikan akumulasi saham BBNI target harga pertama Rp 9.200, target harga kedua Rp 9.600, dengan support Rp 8.750.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×