kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   25.000   1,49%
  • USD/IDR 16.450   35,00   0,21%
  • IDX 6.380   -139,26   -2,14%
  • KOMPAS100 926   -23,75   -2,50%
  • LQ45 725   -12,49   -1,69%
  • ISSI 196   -6,34   -3,13%
  • IDX30 379   -3,71   -0,97%
  • IDXHIDIV20 456   -5,75   -1,25%
  • IDX80 105   -2,26   -2,11%
  • IDXV30 108   -2,36   -2,13%
  • IDXQ30 124   -0,95   -0,75%

Cermati Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham Sawit Sumbermas Sarana (SSMS)


Selasa, 04 Maret 2025 / 16:52 WIB
Cermati Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham Sawit Sumbermas Sarana (SSMS)
ILUSTRASI. Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) diperkirakan ikut positif sejalan kenaikan harga minyak kelapa sawit (CPO) global.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) diperkirakan ikut positif bersamaan dengan masih tingginya harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) global.

Melansir Trading Economics, harga CPO saat ini ada di level MYR 4.363 per ton. Tren pergerakan saham SSMS juga masih baik, dengan peningkatan 18,08% sejak awal tahun alias year to date (YTD).

Dengan fokus pada peningkatan produksi dan ekspansi ekspor, SSMS menargetkan produksi CPO mencapai 570 ribu ton pada 2025, naik 12,9% secara tahunan (yoy). Di tahun 2025, SSMS juga menargetkan pertumbuhan laba hingga 80% pada 2025. 

Berdasarkan catatan KONTAN, SSMS juga menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp 700 miliar untuk 2025 guna menyokong ekspansi bisnis. Sumber pendanaan itu berasal dari laba akhir tahun buku 2024 dan dana simpanan SSMS.

Baca Juga: Harga CPO Melaju, Intip Rekomendasi Saham Sawit Sumbermas Sarana (SSMS)

Analis Samuel Sekuritas, Farras Farhan mengatakan, seiring dengan peningkatan produktivitas, SSMS juga mengoptimalkan efisiensi biaya dan pengurangan utang. Langkah itu diharapkan mendorong laba bersih 2025 mencapai Rp 1,2 triliun, tumbuh 38,3% dibanding tahun sebelumnya.

“Dengan arus kas yang kuat, perusahaan berencana mempertahankan rasio pembayaran dividen sebesar 50%, yang mencerminkan imbal hasil dividen sebesar 24%,” ujarnya dalam riset tertanggal 3 Maret 2025.

SMSS juga melakukan ekspansi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Di wilayah tersebut, SSMS mengoperasikan perkebunan sawit seluas 115.571 hektare, dengan 82.634 hektare di antaranya telah ditanami.

“Dengan rata-rata usia pohon 15-16 tahun, perusahaan memiliki profil perkebunan yang produktif dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Selain itu, perseroan juga telah memperkuat integrasi bisnisnya dengan kepemilikan 70,2% di PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT), yang berfokus pada pengolahan minyak sawit menjadi produk turunan bernilai tambah.

Akuisisi CBUT pada 2023 memungkinkan SSMS memperluas jangkauan bisnisnya ke sektor hilir. Hal itu tidak hanya meningkatkan margin keuntungan, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pihak ketiga.

 

Saat ini, SSMS pun mengoperasikan delapan pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 540 ton per jam (TPH), satu pabrik penghancur inti sawit (kernel crushing plant) berkapasitas 180 ton per hari (TPD), serta fasilitas biogas untuk mendukung efisiensi energi.

Menurut Farras, SSMS memiliki fleksibilitas dalam menyesuaikan strategi bisnisnya dengan kondisi pasar global. Saat harga CPO naik, perusahaan berencana meningkatkan ekspor ke negara-negara utama seperti India dan Vietnam.

“Sebaliknya, ketika harga melemah, kilang milik CBUT akan lebih difokuskan untuk pengolahan di dalam negeri,” katanya.

Pada 2025, SSMS menargetkan hasil tandan buah segar (TBS) sebesar 23,7 ton per hektare dengan oil extraction rate (OER) 25%. Dengan asumsi total pemrosesan TBS mencapai 2,3 juta ton dan sekitar 70% produksi CPO dialokasikan untuk ekspor, perusahaan kemungkinan bisa meningkatkan margin keuntungan.

Selain itu, implementasi kebijakan biodiesel B40 di Indonesia berpotensi menjadi katalis positif bagi harga CPO domestik.

“Jika program ini terealisasi dengan baik, permintaan CPO akan meningkat, memberikan dampak positif bagi SSMS dalam jangka panjang,”  ungkapnya.

Meski prospek SSMS cukup cerah, beberapa faktor eksternal dapat menjadi tantangan, seperti volatilitas harga CPO global dan potensi gangguan operasional akibat faktor cuaca.

Selain itu, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga dapat berdampak pada biaya bahan baku, terutama untuk pupuk yang sebagian besar diimpor.

Baca Juga: Dalam Tren Menguat, Cermati Prospek Saham Sawit Sumbermas Sarana (SSMS)

Namun, dengan strategi ekspansi, efisiensi operasional, serta dukungan dari integrasi bisnis hulu ke hilir, SSMS kemungkinan tetap berada di jalur pertumbuhan yang positif.

Farras mengungkapkan, SSMS memproyeksikan pendapatan tahun 2025 bisa mencapai Rp 11,2 triliun, naik 6,2% yoy lantara didukung peningkatan produksi dan efisiensi biaya. EBITDA tahun ini diperkirakan mencapai Rp 2,7 triliun alias naik 17,8% yoy, dengan margin EBITDA sebesar 24,3%.

Dengan strategi deleveraging, beban bunga perseroan diperkirakan berkurang, sehingga akan berdampak pada kenaikan laba bersih menjadi Rp 1,2 triliun di tahun 2025.

“Dengan posisi keuangan yang kuat, perusahaan juga berencana membagikan dividen dengan rasio pembayaran 50%, memberikan imbal hasil dividen sebesar 23,9%,” ungkapnya.

Alhasil, Farras pun merekomendasikan beli untuk SSMS dengan target harga Rp 2.500 per saham. Target tersebut mencerminkan price to earnings ratio (P/E) tahun 2025 sebesar 20,6 kali dan potensi kenaikan harga saham sebesar 55,3%.

Selanjutnya: Untung 33,46% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Menanjak (4 Maret 2025)

Menarik Dibaca: Onesta Edukasi Manfaat Madu Bagi Tubuh Saat Puasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×