Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya tengah menjadi sorotan akibat masalah laporan keuangan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Namun, kinerja emiten BUMN secara keseluruhan diprediksi tidak akan terlalu terpengaruh banyak dari prahara tersebut.
CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan, dari hasil rekap total kapitalisasi saham 18 emiten BUMN, nilai kapitalisasi pasar tidak terpengaruh oleh isu-isu yg terjadi pada emiten-emiten di BUMN Karya.
Praska memaparkan, total nilai kapitalisasi saham dari ke-18 saham BUMN tersebut justru naik 2,67% dalam sebulan terakhir per 9 Juni 2023.
Menurut Praska, pada Mei 2023, kapitalisasi pasar emiten BUMN tercatat Rp 2.060,12 triliun. Sementara, pada Juni 2023, kapitalisi pasar emiten BUMN sebesar Rp 2.116,47 triliun.
Raihan saat ini juga naik 21,98% secara tahunan, dari Rp 1.735,16 triliun pada 9 Juni 2022.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham BMRI, BBRI, BBNI, ANTM, SMGR, TLKM, dan JSMR dari Pilarmas
Penopang kenaikan saat ini berasal dari saham-saham BUMN di sektor keuangan perbankan, infrastruktur telekomunikasi, dan utilitas energi.
“Saham BUMN Karya dari sektor konstruksi juga tercatat mampu jadi penopang, yakni ADHI yang mencatatkan kenaikan kinerja hingga 5% dalam 1 bulan terakhir, dari Rp 3,36 triliun pada 9 Mei ke Rp 3,54 triliun pada 9 Juni,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (11/6).
Menurut Praska, masing-masing emiten BUMN memiliki profil dan atmosfer tantangan bisnis yang berbeda-beda.
Sebagai informasi, emiten-emiten BUMN terdapat pada sektor perbankan, telekomunikasi, utilitas energi, barang baku, kesehatan, konstruksi, pertambangan logam dan batubara, hingga ke transportasi.
“Setiap sektor-sektor industri tersebut memiliki siklus bisnis yangg berbeda satu sama lain. Sehingga, dengan adanya isu gejolak di BUMN Karya, tidak berarti akan mempengaruhi emiten-emiten BUMN yang lain,” tuturnya.
Praska melihat, emiten BUMN dari sektor perbankan akan memiliki kinerja unggul di tahun 2023. Sentimen pendorongnya adalah perbaikan ekonomi nasional pasca pandemi, sehingga demand terhadap kredit meningkat sepanjang 2021 hingga 2022.
Meskipun demikian, laju pertumbuhan kredit sekarang mulai melambat, seiring dengan era suku bunga tinggi untuk meredam laju inflasi.
Namun, kinerja 3 emiten bank BUMN besar tetap positif dan prospektif. Hingga akhir 2023, emiten bank BUMN diperkirakan tetap akan bertumbuh, karena tingkat belanja masyarakat diperkirakan akan stabil.
Baca Juga: Berlaku Senin (12/6), Simak Catatan Analis untuk 171 Saham di Papan Pemantauan Khusus
“Hal itu terefleksi dari indeks kepercayaan konsumen (IKK) yang kembali meningkat,” paparnya.
Sektor-sektor industri dari emiten-emiten BUMN lain yang bisa dicermati, yakni dari sektor infrastruktur telekomunikasi, barang baku semen, utilitas energi, dan pertambangan logam.
“Sentimennya didorong adanya akselerasi ekonomi yang diperkirakan kembali terjadi di tahun 2024, sehingga diproyeksi berdampak positif pada sektor-sektor saham tersebut,” tuturnya.
Praska pun merekomendasikan Buy untuk PGAS untuk sektor energi, SMGR dan ANTM untuk sektor barang baku, PTBA untuk sektor energi, serta TLKM untuk infrastruktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News