kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.462.000   9.000   0,37%
  • USD/IDR 16.663   -15,00   -0,09%
  • IDX 8.660   40,02   0,46%
  • KOMPAS100 1.192   10,20   0,86%
  • LQ45 848   1,27   0,15%
  • ISSI 313   2,80   0,90%
  • IDX30 434   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 501   -0,35   -0,07%
  • IDX80 134   1,11   0,84%
  • IDXV30 138   1,59   1,16%
  • IDXQ30 138   -0,09   -0,07%

Cemas permintaan global melemah, CPO tergerus tajam


Rabu, 28 September 2011 / 12:52 WIB
Cemas permintaan global melemah, CPO tergerus tajam
ILUSTRASI. Sepeda lipat United Black Horse X Janji Jiwa


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau crude palm oil (CPO) anjlok, hari ini. Harga CPO tergerus tajam karena pasar berspekulasi pemimpin Eropa akan berbeda pendapat dalam rencana meredam krisis utang.

Kontrak CPO untuk pengiriman Desember di Malaysia Derivatives Exchange sempat anjlok 2,1% ke level RM 2.887 atau setara US$ 915 per metrik, sebelum mengakhiri sesi perdagangan pagi di RM 2.904 per metrik ton di Kuala Lumpur.

Harga komoditas tergerus setelah Financial Times melaporkan beberapa negara-negara di kawasan Euro menuntut kreditor swasta menyerap kerugian (writedown) yang lebih besar dalam kepemilikan di obligasi Yunani. Spekulasi adanya perbedaan pendapat dalam penanganan krisis utang dikhawatirkan bakal menghambat upaya penyelamatan Eropa. Sentimen itu memicu kekhawatiran melambatnya ekonomi global dan permintaan komoditas.

Indeks komoditas GSCI di Standard & Poor's turun 1% ke 613,83. Indeks ini menyentuh titik terendah hampir 10 bulan pada 26 September lalu.

Direktur Commodity Links Pte. Vijay Mehta menyebut, masih akan terjadi volatilitas selama beberapa hari sampai ada gambaran yang lebih jelas mengenai krisis utang Eropa. "Secara keseluruhan, harga komoditas sudah jatuh sangat banyak, sehingga setiap downside dari level ini sepertinya akan sangat terbatas untuk sementara waktu," katanya, hari ini, di Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×