Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Minyak sawit atau crude palm oil (CPO) anjlok ke level terendah dalam tujuh pekan. Harga CPO rontok karena ekspektasi suplai bakal meningkat dan melemahnya permintaan global.
Kontrak CPO untuk pengiriman Desember di Malaysia Derivatives Exchange sempat rontok 2,4% ke level RM 2.921 atau setara US$ 916 per metrik ton. Ini level terendah sejak 9 Agustus. Kontrak yang sama mengakhiri sesi perdagangan pagi di Kuala Lumpur pada posisi RM 2.933 per metrik ton.
CPO tertekan setelah survei menunjukkan harganya mungkin akan anjlok untuk pertama kalinya dalam tiga tahun. Pasalnya, cuaca yang bagus akan mendongkrak produksi di Malaysia dan Indonesia, sementara permintaan melemah seiring perlambatan ekonomi global.
Analis yang disurvei Bloomberg memprediksi, harga CPO mungkin akan jatuh ke level RM 2.800 per ton pada Desember mendatang. Salah satunya, Direktur Godrej International Ltd. Dorab Mistry memperkirakan, minyak sawit kemungkinan akan menyentuh RM 2.800 per metrik ton, dalam lima pekan hingga delapan pekan ke depan.
Analis senior ECM Libra Financial Group Bhd. Arhnue Tan menilai, dengan begitu banyaknya sentimen pelemahan, dan ekonomi global yang juga melambat, maka sudah seharusnya harga lebih rendah. "Semua sentimen negatif dan proyeksi harga akan mendorong CPO turun lebih rendah lagi," katanya, hari ini, di Kuala Lumpur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News